Abstract:
Penelitian ini membahas mengenai Twitter dan perannya dalam
meningkatkan dukungan internasional terhadap kasus Mahsa Amini dan gerakan
kebebasan perempuan di Iran melalui konten dalam tweets. Analisis yang
dilakukan berangkat dari latar belakang peraturan diskriminatif terhadap
perempuan yang diimplementasikan oleh pemerintah Iran. Peraturan ini pada
akhirnya menjustifikasi perilaku kekerasan dan menghalangi kebebasan
perempuan. Pada umumnya, informasi mengenai sebuah isu yang terjadi di suatu
negara hanya akan memiliki jangkauan domestik. Tetapi dengan adanya Twitter,
informasi mampu menjangkau dan menyebar ke level internasional serta
berimplikasi memunculkan dukungan. Berdasarkan pernyataan tersebut, muncul
sebuah pertanyaan penelitian yakni, “Bagaimana peran Twitter dalam
meningkatkan dukungan internasional terhadap Mahsa Amini dan gerakan
penegakan perempuan di Iran?” Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis
menggunakan teori gerakan sosial, kerangka pemberdayaan perempuan yang
dikemukakan oleh Longwe, dan teori Network Society yang dikemukakan oleh
Manuel Castells. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis
konten. Berdasarkan penelitian, Twitter memberikan wadah bagi terbentuknya
masyarakat jaringan yang saling menyebarkan informasi tanpa adanya batasan
waktu dan tempat. Informasi disebarkan melalui konten pada tweets yang berisi
penjelasan mengenai kasus Mahsa Amini, aksi protes di Iran, dan diskriminasi
yang dilakukan terhadap perempuan. Melalui informasi, terbentuk narasi pada
Twitter yang menciptakan pandangan negatif terhadap pemerintah Iran. serta
memberikan pemahaman mengenai kondisi pemberdayaan perempuan di Iran.
Dukungan internasional tercipta melalui berbagai unggahan tweets mengenai
Mahsa Amini dan perempuan di Iran. Atas keberhasilan penyebaran informasi
melalui Twitter, dukungan internasional tidak berhenti pada unggahan tweets
namun menjalar hingga demonstrasi di beberapa negara. Penulis menyimpulkan
bahwa Twitter memiliki peran dalam meningkatkan dukungan internasional
terhadap Mahsa Amini dan gerakan kebebasan perempuan di Iran dengan
membantu dalam penyebaran informasi, membentuk narasi dan memunculkan
rasa simpati, serta melawan dominasi struktural dan sistematis melalui
demonstrasi.