dc.description.abstract |
Investasi bukan lagi hal yang tabu di Indonesia saat ini, sejak tahun 2021 pertumbuhan investor di Indonesia semakin meningkat. Hal ini juga didukung oleh kemudahan mereka untuk mendapatkan informasi mengenai produk keuangan (deposito, saham, reksa dana, emas, dll) yang tersedia dan juga kemudahan untuk membuka rekening secara online menjadi salah satu faktor mengapa hal ini terjadi. Dengan peningkatan investor yang signifikan dan tidak adanya perkembangan pemahaman mereka mengenai analisis fundamental maupun non-fundamental, maka akan menimbulkan perilaku herding. Herding merupakan perilaku meniru pembelian produk keuangan khususnya saham, sehingga investor yang melakukan hal tersebut tidak bertanggung jawab atas keputusan investasinya (investment decision). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku herding terhadap keputusan investasi di Kota Bandung. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier sederhana dengan memanfaatkan aplikasi pengolahan data SPSS dan memiliki dua variabel: perilaku herding (X) dan keputusan investasi (Y). Dalam penelitian ini penulis menyebarkan kuesioner dengan menggunakan google form untuk pengumpulan data. Berdasarkan rumus Slovin, sampel minimal yang digunakan adalah 100 responden dari total populasi investor di Kota Bandung sebanyak 202.037 investor. Berdasarkan hasil analisis, terdapat kesimpulan bahwa perilaku herding (X) berpengaruh terhadap keputusan investasi (Y) dengan persentase sebesar 31,0%, dan peneliti menyimpulkan bahwa investor yang masih muda atau baru cenderung melakukan herding behavior. Sebaliknya, investor yang sudah berpengalaman cenderung melakukan keputusan investasi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Peneliti juga memberikan saran dan rekomendasi bagi para investor agar dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memahami kondisi pasar dengan lebih memahami analisis faktor fundamental dan nonfundamental. |
en_US |