Abstract:
Selat Hormuz adalah sebuah laut teritorial dari Iran dan Oman yang menurut UNCLOS tidak dapat ditutup dengan semena-mena tanpa alasan yang jelas karena mencederai kebebasan berlayar dan bernavigasi. Ancaman penutupan dengan blokade oleh Iran untuk melawan sanksi ekonomi ini akan berpotensi melanggar hak-hak mendasar di dalam UNCLOS, seperti innocent passage dan transit passage. Ancaman blokade ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apa sebenarnya signifikansi Selat Hormuz sehingga digunakan Iran untuk melawan sanksi ekonomi. Atas dasar pertanyaan itu, penulis mencoba menjawabnya menggunakan lima aspek dalam teori geopolitik Martin Jones, antara lain: politics yang merupakan serangkaian proses dalam sebuah negara dalam mencapai, menggunakan, dan menghalau power, policy yang merupakan hasil dari proses politik, place & space yang merupakan wilayah dan persimpangan sosial dan dinamika dan interaksi di wilayah tersebut , territory atau batas wilayah dari sebuah ruang geografi, dan power yang merupakan suatu kemampuan atau kapabilitas suatu aktor untuk mengerahkan pengaruh dan kekuatannya untuk memperoleh kontrol yang juga berbicara mengenai hegemoni dan dominasi. Setelah dilakukan analisis, penulis menemukan bahwa ancaman blokade ini dilakukan untuk melindungi perekonomian Iran dengan harapan diikuti oleh kelonggaran sanksi ekonomi. Mengingat peran Selat Hormuz sebagai jalur perdagangan dan navigasi utama di kawasan Timur Tengah, serta kontribusinya dalam keamanan pasokan migas untuk banyak negara, terutama untuk negara-negara di kawasan Asia, segala bentuk gangguan terhadapnya, dapat mempengaruhi kelancaran perdagangan internasional, yang dapat berakibat pada harga-harga yang tidak stabil. Belum lagi ancaman tersebut akan menuai kecaman, tidak hanya dari negara-negara disekitarnya, tapi juga negara konsumen, dan Amerika Serikat beserta Uni-Eropa. Iran perlu mengkaji kembali manuver politik dan strategi kebijakan luar negerinya, sebab ancaman blokade Selat Hormuz hanya akan memperburuk situasi mereka sendiri.