Abstract:
Bangunan masjid yang mewadahi berbagai aktivitas umat Muslim, memiliki bentuk yang sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya bentuk arsitektur yang ditetapkan secara khusus dalam Islam dan pengaruh lingkungan lokal serta kebudayaan setempat. Meskipun demikian, dalanı perancangan masjid, terdapat prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan, seperti orientasi, bentuk dasar, pencahayaan, ventilasi, dan dekorasi, untuk memastikan bahwa masjid dapat memenuhi kebutuhan umat Muslim dalam beribadah, Di Indonesia, kebebasan dalam merancang bangunan masjid menghasilkan bentuk-bentuk yang sangat luas, termasuk Masjid Jami Al-Huriyah di Jakarta Selatan. Masjid ini memiliki bentuk bangunan bergerigi tanpa simbol-simbol yang secara harfiah menandakan keberadaan sebuah masjid. Merancang sebuah masjid yang timeless dan abstrak menjadi tujuan dalam perancangan Masjid Jamı Al-Huriyah oleh AGo Architects. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara ketentuan-ketentuan aktivitas yang ada pada hadits dengan apa yang terjadi pada realita di Masjid Jami Al-Huriyah untuk mengetahui kesesuaian antara keduanya. Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan mengenai relasi antara fungsi dan bentuk pada bangunan masjid bagi perancang dan juga bagi penulis, Pemahaman pada penelitian ini dimulai dengan mempelajari kebutuhan ritual salat dan kaitannya dengan kebutuhan ruang peda masjid melalui ideogram dengan memperhatikan lingkup anatomi arsitektur. Metode yang digunakan untuk menganalisis studi kasus meliputi: [1] Mengidentifikasi semua properti dan komposisi dalam bentuk ideograar dan tipogram arsitektur masjid; [2] Menghubungkan Tipogrem dengan referensi ideogram dalam lingkup anatomi arsitektur. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun bentuknya tidak konvensional, masjid ini tetap mampu mewadahi fungsi-fungsi yang diperlukan dengan baik. Tipogram dan ideogram memiliki kesesuaian yang kust, didukung olch wawancara pengguna, yang menunjukkan bahwa masjid ini secara keseluruhan mampu memenuhi fungsi-fungsinya dengan baik. Sehingga selama bangunan ini sesuai dengan ide atau konsep dasar dari properti dan komposisi sebuah masjid, bentuk yang tidak lumrah tidak menjadi sebuah permasalahan dalam mewadahi fungsi di dalamnya.