Abstract:
Arsitektur Stadhuis Batavia (sekarang dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta) adalah sebuah Cagar Budaya tingkat Nasional yang dikonservasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Stadhuis Batavia merupakan latar penting dalam sejarah Bangsa Indonesia, terutama pada masa kolonial Belanda (1596-1900). Arsitektur Stadhuis Batavia berdiri di Alun-Alun Kota Batavia, Stadhuisplein Batavia dan mewadahi fungsi kantor pemerintahan dan administrasi VOC di Batavia. Pada tahun 1620-an, Belanda (VOC) membangun Stadhuis pertamanya di dalam Kastil Batavia yang kemudian dipindahkan dan dibangun ulang sebagai Stadhuis kedua, sebuah balai kota yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan kota, di Selatan Alun-Alun Kota Stadhuisplein Batavia di tahun 1627. Stadhuis ini kemudian dihancurkan dan dirancang ulang oleh arsitek Eropa W.J. Van de Velde di tahun 1710, kemudian kembali berfungsi sebagai balai kota Batavia sampai jatuhnya Belanda di Batavia, sebelum mengalami transofrmasi di Abad ke-19. Bangunan ini kemudian digunakan dan dikonservasi sebagai museum sejarah di Abad ke-20. Perubahan arsitektur Stadhuis dan Stadhuisplein Batavia membuat ruang arsitektur fisik yang dapat dijelajahi untuk mempelajari arsitektur dan sejarahnya sebagian hilang, sehingga perlu ada metode lain untuk menjelajahi dan memahami arsitektur ini. Di dalam penelitian ini, peneliti menemukan ide menggunakan Ruang Virtual untuk melakukan eksplorasi ruang arsitektur Stadhuis Batavia Abad ke-18 menarik. Metode tersebut dapat menciptakan kemungkinan untuk menjelajahi arsitektur Stadhuis Batavia Abad ke-18 yang telah hilang dan cara baru ruang arsitektur dieksplorasi dan dialami. Peneliti memilih untuk menciptakan kembali arsitektur Stadhuis Batavia Abad ke-18 di dalam software Blender 3D dan meneliti cara ruang arsitektur Stadhuis Batavia Abad ke-18 dieksplorasi dan dialami di dalam Ruang Virtual, dan caranya memengaruhi alur dan pergerakan dalam eksplorasi ruang arsitektur dan pendekatan seseorang terhadap ruang arsitektur.