dc.description.abstract |
Plastik biodegradable merupakan salah satu solusi dalam pencemaran lingkungan
yang ada di dunia ini. Polylactic acid merupakan turunan dari asam laktat dapat dijadikan
sebagai bahan dalam pembuatan plastik biodegradable. Polylactic acid sudah terbukti dapat
dibuat menjadi bahan pembungkus biodegradable (biodegradable packaging material) yang
memiliki sifat mekanik yang relatif kuat walau getas, hidrofobik, dan tidak beracun (non
karsinogenik) bagi tubuh manusia. Namun dengan mempertimbangkan harga produksi asam
laktat yang cukup mahal, plastik biodegradable yang terbuat dari polylactic acid masih sulit
bersaing dengan plastik yang berasal dari polimer buatan.
Asam laktat dalam industri biasanya diproduksi melalui proses fermentasi glukosa,
fruktosa, atau gliserol menggunakan bakteri. Proses yang digunakan merupakan proses
glikolisis glukosa, dimana asam laktat merupakan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut, sehingga dengan menggunakan alur dari proses glikolisis asam laktat dapat
diproduksi dengan bahan baku glukosa yang jumlahnya berlimpah di alam. Telah banyak
peneliti yang mencoba membuat asam laktat dengan menggunakan metode lain selain
fermentasi. Beberapa diantaranya telah mencoba berbagai jenis katalis yang dapat meniru
proses glikosisi yang ada.
Penelitian ini merupakan konfirmasi dari penelitian sebelumnya, dimana pada
penelitian sebelumnya telah menyatakan medium reaksi yang cocok dalam proses reaksi
yang menghasilkan dihidroksiaseton dan gliseraldehid dengan menggunakan katalis yang
mengandung tripolifosfat Mg-Zn. Kondisi operasi yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan kondisi operasi terbaik dari penelitian sebelumnya yaitu pada temperatur 90 oC
dan dengan katalis Mg tripolifosfat [Na3MgP3O10], Zn tripolifosfat [Na3ZnP3O10],
imidazol, serta garam glutamat (mononatrium glutamat) : dengan masing-masing 0,4%-mol
dari glukosa yang telah direaksikan. Lalu untuk menguji keberadaaan dihidroksiaseton dan
gliseraldehid dalam produk yang dihasilkan, telah dilakukan menggunakan analisis kimia
seperti, analisis aldosa, analisis gliseraldehid, serta analisis secara kualitatif.
Hasil percobaan yang diperoleh dari penelitian menunjukkan perbedaan dengan hasil
penelitian dari peneliti pendahulu. Konversi tertinggi pada percobaan sebesar 57,16 %,
sedangkan hasil peneliti pendahulu mencapai 90,6 %. Hal tersebut disebabkan karena pada
penelitian ini menggunakan teknik analisis yang lebih teliti dan telah diperbaiki serta terlebih
dahulu melakukan konfirmasi terhadap proses analisis yang dilakukan. Pada analisis secara
kualitatif dapat diyakinkan bahwa terdapat dihidroksiaseton di dalam sampel uji. Selain itu,
ditemukan juga pengaruh kemurnian dari asetonitril sebagai medium reaksi terhadap
perolehan dihidroksiaseton dan gliseraldehid. Meskipun memiliki perbedaan yang
signifikan, kedua penelitian ini menunjukkan bahwa katalis Mg-Zn tripolifosfat dengan
imidazol serta mononatrium glutamat dapat dijadikan katalis dalam proses pembuatan
dihidroksiaseton dan gliseraldehid. |
en_US |