Abstract:
Proses distilasi yang merupakan proses yang umum dijumpai pada industri kimia
merupakan proses yang membutuhkan energi yang besar. Distilasi reaktif merupakan salah
satu jenis distilasi dengan hubungan antar variabel yang rumit karena mengintegrasikan
proses distilasi dan reaksi dalam satu alat. Keunggulan unit kolom distilasi reaktif adalah
kebutuhan biaya investasi dan biaya utilitas yang lebih rendah dibandingkan unit operasi
reaktor dan kolom distilasi yang terpisah. Untuk mendapatkan kemurnian produk dan
konversi reaktan pada proses distilasi reaktif maka pengoperasian serta pengendaliannya
membutuhkan biaya yang besar serta energi yang banyak. Sehingga pengurangan biaya pada
proses distilasi reaktif akan berdampak sangat besar bagi keseluruhan operasi pabrik. Maka
proses pengendalian dengan machine learning akan digunakan untuk mengurangi biaya
pengendaliannya karena dapat memprediksi temperatur kolom yang merupakan variabel
inferensial untuk kemurnian produk.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keakuratan penggunaan machine
learning dalam memprediksi temperatur kolom distilasi reaktif untuk produksi dimetil eter.
Kolom distilasi reaktif dimodelkan dan disimulasikan secara tunak dengan menggunakan
perangkat lunak ASPEN Plus®. Kemudian simulasi dilanjutkan dengan perangkat lunak
ASPEN Plus Dynamic® untuk mendapatkan data profil temperatur kolom distilasi reaktif
sebagai fungsi dari waktu. Pada penelitian ini model machine learning yang digunakan
adalah model Long-Short Term Memory (LSTM). Model ini digunakan untuk memprediksi
profil temperatur kolom distilasi reaktif dengan menggunakan data hasil simulasi ASPEN
Plus Dynamic® sebagai data pelatihan. Penelitian ini menggunakan empat jenis metode
optimasi yaitu, SGD, RMSprop, AdaGrad, dan Adam.
Pada penelitian ini, metode optimasi yang paling bagus adalah Adam dengan nilai
MSE hasil pelatihan yang terkecil adalah 0,352 dan nilai R2 hasil pelatihan yang paling
mendekati satu adalah 0,999. Dikarenakan terjadi overfitting saat pelatihan, kinerja model
saat simulasi prediksi dan pelatihan memiliki hasil yang berbeda. Nilai MSE hasil prediksi
model LSTM dengan metode Adam yang terkecil adalah 0,415 untuk temperatur tahap 47
dan R2 yang paling mendekati satu adalah 0,869 untuk temperatur kolom tahap 5. Untuk
model LSTM dengan metode RMSprop nilai MSE hasil prediksi terkecilnya adalah 4,094
dan R2 yang paling mendekati satu adalah 0,832. Hasil prediksi dengan metode optimasi
AdaGrad memiliki MSE terkecil senilai 28,306 dan nilai R2 terbagusnya sebesar 0,321. Dan
untuk model dengan metode optimasi SGD nilai MSE hasil prediksi terkecilnya 40,520
dengan R2nya bernilai 0 semuanya. Hasil-hasil ini masih jauh dari nilai yang diinginkan
yaitu MSE dibawah 10 dan nilai R2 diatas 0,9, dan untuk memperbaiki hasil ini dapat
dilakukan metode early stopping dan penambahan data pelatihan.