Abstract:
Kecelakaan transportasi darat pada bulan Ramadan secara rata-rata disebut 35% lebih tinggi dibandingkan periode yang lain. Hal ini disebabkan adanya perubahan irama sirkadian saat menjalani ibadah puasa Ramadan. Berbagai literatur juga menyebutkan time of day sebagai salah satu penyebab kelelahan yang menimbulkan kecelakaan. Mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, maka penelitian terkait upaya meminimasi risiko kecelakaan saat puasa Ramadan menjadi penting. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan signifikan kewaspadaan dengan menggunakan PC-PVT 2.0, kantuk dengan menggunakan muse EEG, dan kinerja mengemudi dengan pencatatan error antara pagi dan siang hari serta merancang rekomendasi terkait aktivitas mengemudi saat puasa Ramadan. Penelitian dilakukan pada orang berpuasa dengan rentang usia 19-25 tahun dan mengemudi di time of day pagi hari (08:00-12:00) dan siang hari (13:00-17:00) dengan simulator mobil selama 60 menit pada tiga periode pengukuran yang tediri dari satu minggu sebelum puasa Ramadan (BL), minggu pertama puasa Ramadan (R1), dan minggu ketiga puasa Ramadan (R3). Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen Mixed Design. Hasil Two-way Mixed ANOVA menunjukkan periode pengukuran (p-value < 0,001) dan time of day (p-value = 0,017) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mean reaction time dan sama halnya dengan error, dimana periode pengukuran (p-value < 0,001) dan time of day (p-value = 0,026). Periode pengukuran (p-value = 0,989) dan time of day (p-value = 0,068) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasio kantuk. Mean reaction time pada periode pengukuran BL dan R3 (p-value = 0,001) berbeda signifikan. Error pada periode pengukuran BL dan R3 (p-value = 0,003) serta R1 dan R3 (p-value < 0,001) berbeda signifikan. Pengemudi memiliki rata-rata waktu reaksi lebih lambat 32,149 milidetik di pagi hari saat menjalankan puasa dan kinerja mengemudi menghasilkan error yang paling tinggi di pagi hari saat minggu pertama puasa, yaitu sebanyak 24 error. Hal ini bisa terjadi karena terdapat proses adaptasi akibat perubahan irama sirkadian antara sebelum dan saat puasa Ramadan. Selain itu, faktor penurunan suhu tubuh di waktu tertentu pada saat puasa dapat menyebabkan kantuk dan penurunan tingkat hormon melatonin setelah tengah hari dapat membuat kondisi tubuh lebih terjaga. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, terdapat perbedaan signifikan kewaspadaan dan kinerja mengemudi antara mengemudi di pagi dan siang hari saat menjalankan puasa Ramadan serta direkomendasikan untuk melakukan aktivitas mengemudi di siang hari.