Abstract:
OCKY N CO merupakan home industry yang memproduksi produk olahan
makanan untuk anjing. ROCKY N CO menjual 60 macam produk yang dipasarkan melalui
toko daring dan reseller. Produk terlaris ROCKY N CO adalah bully stick yang merupakan
snack ringan berbahan dasar urat sapi. Saat ini, terdapat 3 buah supplier, yaitu Supplier
A, Supplier B, dan Supplier C, yang digunakan secara bergantian dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Beberapa pesanan terakhir dilakukan secara bergantian
dari ketiga supplier apabila suatu supplier terlebih dahulu menawarkan urat sapi ataupun
apabila suatu supplier konsisten mengirimkan produk yang baik. Permasalahan yang
timbul dari seringnya berganti-ganti supplier adalah cukup memakan waktu dan tenaga
karena perlu melakukan pengontakan kepada supplier yang berbeda serta ROCKY N CO
harus berhadapan dengan kualitas produk yang tidak selalu sama. Secara jangka panjang,
hal ini dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas pemilik karena harus menemui
kendala dalam pemilihan supplier.
Proses pemilihan supplier urat sapi dilakukan menggunakan metode Analytic
Network Process (ANP) yang mengidentifikasi hubungan keterkaitan di dalam model
berbentuk jaringan. Berdasarkan proses identifikasi, didapat 4 kriteria, 12 subkriteria, dan
5 hubungan keterkaitan di dalamnya. Keempat kriteria yang telah ditetapkan adalah harga,
kualitas produk, pengiriman, dan pelayanan.
Setelah dilakukan penilaian perbandingan berpasangan dan pengolahan
menggunakan aplikasi Super Decision, didapat nilai prioritas pemilihan supplier dengan
urutan prioritas Supplier B dengan nilai 0,393325, Supplier C dengan nilai 0,357594, dan
Supplier A dengan nilai 0,2491.
Selain itu, dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat urutan prioritas supplier
ketika terjadi perubahan bobot kepentingan pada subkriteria tingkat harga, utilitas produk,
kesegaran produk, variasi ukuran produk, serta kemudahan pengembalian. Peningkatan
bobot kepentingan pada tingkat harga, kesegaran produk, dan kemudahan pengembalian
menyebabkan perubahan prioritas utama menjadi Supplier C. Selain itu, penurunan bobot
kepentingan pada utilitas produk juga mengubah prioritas supplier utama menjadi Supplier
C.