Abstract:
Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis karena terletak pada garis khatulistiwa. Adanya iklim tropis di Indonesia menyebabkan arsitektur Indonesia berkembang menyesuaikan iklim tersebut yang dikenal sebagai arsitektur tropis. Arsitektur tropis diharapkan dapat memenuhi kenyamanan penggunanya terutama dalam kenyamanan termal. Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi di mana secara psikologis, fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan.
Objek penelitian yang dipilih adalah bangunan Tanatap Coffee Meruya yang dirancang oleh RAD+ar. Terletak di Jakarta Barat, gedung ini berfungsi sebagai café sekaligus kantor utama dari biro arsitek RAD+ar. Bangunan Tanatap Coffee Meruya didesain menyesuaikan iklim tropis dengan menggunakan green roof untuk mengurangi temperatur serta desain fasad yang membentuk iklim mikro yang menghasilkan cross ventilation untuk menjaga kenyamanan termal bangunan. Akan tetapi situasi pandemi covid-19 menyebabkan adanya perubahan dari konsep awal bangunan yang terbuka sehingga konsep cross ventilation tidak berjalan secara maksimal. Bukaan yang menghubungkan area kantor dengan area kafe terpaksa ditutup karena sifat kafe yang publik untuk menghindari penyebaran covid ke area kantor, sehingga konsep cross ventilation rencana awal menjadi terhambat. Penelitian ini akan meninjau kenyamanan termal kondisi eksisting bangunan (tanpa AC) serta membandingkan apabila konsep awal dengan bukaan diterapkan dapat meningkatkan kenyamanan termal pengguna bangunan. Penelitian ini juga menganalisis bagaimana konsep awal penggunaan green roof dan desain fasad dapat berpengaruh terhadap kenyamanan termal pengguna.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan simulasi. Analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara pengukuran lapangan untuk mendapatkan data acuan awal serta melakukan simulasi komputasi dengan menggunakan software Autodesk CFD 2021. Hasil penelitian berupa analisis kenyamanan termal berdasarkan data yang diperoleh dari hasil simulasi kondisi eksisting bangunan, serta komparasinya dengan analisis hasil simulasi yang menggunakan konsep awal cross ventilation dengan memberikan bukaan dari model awal bangunan.
Hasil penelitian adalah dalam kondisi eksisting (tanpa AC), area outdoor sudah mencapai standar kenyamanan termal yang cukup, sedangkan area indoor belum terasa nyaman karena tidak terdapat bukaan untuk memasukkan angin. Material green roof dapat menurunkan suhu hingga 0.7 °C pada ruang di dalamnya jika dibandingkan dengan material atap tanah liat. Perbedaan suhu pada permukaan atap green roof dan atap tanah liat sebesar 1 °C. Penurunan suhu dengan adanya bukaan pada konsep awal desain bangunan dapat mencapai 2 °C pada area indoor café dan 4°C pada area kantor.