dc.description.abstract |
Rumah adalah sebuah kebutuhan pokok manusia untuk bertahan hidup. Fungsi rumah sebagai tempat beristirahat, berlindung dan bernaung ini haruslah nyaman bagi penggunanya. Dalam membangun sebuah rumah yang nyaman ternyata terdapat metode khusus yang dijadikan sebuah budaya, tradisi, dan kepercayaan. Metode ini sudah dilakukan sejak dahulu diturunkan oleh nenek moyang dan diaplikasikan hingga saat ini. Di Indonesia banyak ilmu arsitektur yang diturunkan dari nenek moyang. Ilmu-ilmu ini dilestarikan dan dijadikan sebuah nilai yang berharga untuk terus diikuti menurut kepercayaan beda-beda suku baik dari dalam negeri maupun dari pendatang contohnya budaya Tionghoa. Tetapi seiring berjalannya waktu kebudayaan itu mulai terlupakan dan tergantikan dengan bangunan yang lebih modern. Walaupun begitu terdapat budaya arsitektur yang masih digunakan secara aktif di masyarakat saat ini. Contoh nya adalah Feng Shui yang merupakan metode dari Cina. Dibawa oleh pendatang dan masih dilestarikan di Indonesia sebagai acuan dalam penataan ruang dalam rumah agar nyaman dan memberikan kemakmuran bagi penggunanya. Kemudian ada juga Sanga Mandala yang merupakan metode tradisional dari Bali. Metode Sanga Mandala merupakan metode dalam penataan suatu ruangan dalam rumah dan orientasi mengacu pada tujuannya yaitu, keselarasan manusia, alam, dan juga Tuhan untuk mencapai kenyaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari analisis Feng Shui Tibet yang di uji ke tapak dan rumah Desa Penglipuran yang dibangun berdasarkan metode Sanga Mandala. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif dan Kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Penglipuran, Gianyar, Kintamani, Bali, yang menjadi sampel hunian yang mengikuti metode Sanga Mandala. |
en_US |