Abstract:
Kenyamanan visual menjadi parameter penting dalam menilai desain pencahayaan alami bangunan. Kenyamanan visual ditentukan oleh kuantitas (iluminasi dan penetrasi), dan kualitas (distribusi) cahaya alami di dalam ruang. Berdasarkan tingkat ketelitian aktivitasnya, setiap jenis fungsi ruang memiliki standar kenyamanan visual masing-masing. Saat ini, urgensi kebutuhan bangunan deret bertingkat semakin meningkat karena keterbatasan lahan dan permintaan bangunan mixed-use, contohnya bangunan Rukan (hunian-kantor). Rukan dituntut efisien biaya listrik dengan cara memanfaatkan cahaya alami yang optimal, namun tetap memperhatikan kenyamanan visual karena tingkat ketelitian aktivitas kantor yang cukup tinggi. Tipologi bangunan deret bertingkat rendah adalah sisi samping bangunan yang saling menempel, lebar bangunan yang sempit, dan kedalaman ruang yang besar sehingga lokasi bukaan samping terbatas pada sisi lebar/pendek bangunan. Dimensi bukaan samping juga dipengaruhi oleh ketinggian plafon dan lebar bangunan, sehingga berpotensi terjadi masalah kenyamanan visual. Dilihat dari masalah cahaya alami dan urgensinya, bangunan Rukan menjadi objek menarik untuk diteliti lebih lanjut. Objek studi penelitian adalah Rukan Mega Kuningan di kawasan CBD PIK 2 Jakarta. Terdapat dua unit Rukan tipe standard yang diteliti di orientasi dua bukaan samping selatan-utara (A) dan barat-timur (B) sebagai perbandingan perbedaan strategi desain yang digunakan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi desain bangunan eksisting dan mengetahui pengaruh dari strategi desain pencahayaan alami, melalui optimasi luas bukan samping dan desain light shelf dalam mencapai kenyamanan visual yang sesuai standar/ideal. Optimasi pada bukaan samping lebih diutamakan untuk meminimalisir perubahan besar pada desain eksisting Rukan Mega Kuningan yang di awal tidak menggunakan bukaan atas. Dilakukan jenis penelitian evaluatif-eksperimental dengan metode kuantitatif, yaitu mengevaluasi desain eksisiting Rukan Mega Kuningan dengan mengukur tingkat iluminasi, penetrasi, dan distribusi cahaya alami di setiap lantai berdasarkan parameter IES LM-83-12 (sDA300/50% dan ASE1000,250h) dan BREEAM (Daylight Factor dan Uniformity Ratio). Kemudian dilanjutkan dengan eksperimen simulasi pada alternatif desain untuk mengetahui solusi desain yang tepat di setiap bukaan samping dalam mencapai kenyamanan visual. Digunakan software modelling Graphisoft-ArchiCAD 2021 dan SketchUp 2021 untuk membuat 3D model bangunan, dan software digital Lighting Analysis Light Stanza untuk proses simulasi. Berdasarkan evaluasi desain eksisting, cahaya alami pada kedua unit Rukan belum memenuhi standar kenyamanan visual yang diukur dari tingkat iluminasi, distribusi, dan penetrasi. Melalui penerapan berbagai alternatif desain, penambahan luas bukaan samping secara vertikal dapat meningkatkan iluminasi cahaya ≥2%, namun nilai ASE meningkat (kontras). Lebar Rukan yang sempit menyebabkan distribusi cahaya sulit mencapai ideal. Pemanfaatan desain light shelf pada bukaan samping lebih efektif digunakan di orientasi selatan-utara (A) karena sifat cahaya alami lebih stabil. Light shelf di orientasi barat-timur (B) belum efektif namun mampu meningkatkan seluruh nilai kenyamanan visual, walaupun masih belum memenuhi standar.