Abstract:
Pencahayaan merupakan hal yang sangat penting dalam arsitektur. Dengan adanya cahaya, pengguna di dalam ruangan dapat melakukan aktivitas dengan baik. Namun, sistem penerangan bangunan merupakan salah satu elemen yang memakan energi paling besar dalam bangunan sehingga pemanfaatan pencahayaan alami dapat digunakan sebagai solusi untuk menekan penggunaan pencahayaan buatan. Pemanfaatan pencahayaan alami dapat menghemat energi untuk penerangan buatan di siang hari terutama pada ruangan yang digunakan dalam waktu yang lama, salah satunya adalah ruang kelas. Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise merupakan gedung bertingkat tinggi di Universitas Katolik Parahyangan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di kampus. Gedung ini memiliki light shelf untuk meningkatkan penetrasi pencahayaan alami di dalam ruangan. Berdasarkan simulasi yang dilakukan pada lantai 4 sampai 6 tower utara gedung PPAG, didapatkan tingkat pencahayaan pada ruang kelas masih belum memenuhi standar pencahayaan SNI. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai efektivitas dan performa light shelf, upaya optimasi pada light shelf, susunan perabot sesuai arah datang cahaya, dan pencahayaan buatan sebagai penunjang pencahayaan alami. Upaya peningkatan ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam ruang kelas dapat berjalan dengan nyaman menggunakan pencahayaan alami sebagai pencahayaan utama ruangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif – evaluatif dengan pendekatan kuantitatif eksperimental dengan simulasi menggunakan software Velux Daylight Visualizer. Simulasi dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu kondisi eksisting ruang kelas tanpa light shelf, kondisi eksisting ruang kelas dengan light shelf, dan kondisi modifikasi bentuk reflektor light shelf. Diperoleh beberapa kesimpulan dari penelitian ini. Pertama, pencahayaan yang dihasilkan dari performa light shelf eksisting tidak memenuhi persyaratan SNI. Kedua, hasil modifikasi bentuk reflektor memberikan performa pencahayaan alami yang lebih baik namun masih belum mencapai standar. Ketiga, susunan perabot diusulkan untuk menciptakan kenyamanan visual yang lebih baik. Keempat, didapatkan usulan zonasi pencahayaan buatan dengan mempertimbangkan jarak lampu dengan bukaan serta perabot di dalam ruang kelas. Saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah melakukan modifikasi lanjutan dengan penambahan reflektor luar serta dimensi bukaan pada bangunan.