Abstract:
Pencahayaan merupakan sebuah media penghubung antara manusia dengan objek sekitarnya. Pencahayaan ruang studio gambar arsitektur tidak dapat bergantung sepenuhnya pada pencahayaan alami karena terdapat faktor langit yang tidak menenentu sehingga dibutuhkan kontribusi pencahayaan buatan sebagai elemen pendukung yang ditujukan untuk kenyamanan serta meningkatkan kinerja visual mahasiswa. Peningkatan kinerja visual menggunakan variabel visual performance sebagai parameter yang menilai kemerataan cahaya, tingkat iluminasi, potensi silau, dan kontras terhadap kualitas ketepatan tugas mahasiswa. Studio perancangan arsitektur digunakan secara intensif oleh mahasiswa dan digunakan sebagai wadah untuk mengerjakan tugas visual dan eksplorasi desain dengan optimal, maka diperlukan pencahayaan yang memadai atau sesudai dengan standar sebesar 750 lux untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas kinerja mahasiswa yang optimal. Penelitian ini bersifat deskriptif – evaluatif dengan menggunakan metode komparasi, yaitu membandingkan data lapangan dengan kajian literatur, dan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner yang hasilnya akan dianalisa dengan hasil simulasi data lapangan. Hasil simulasi menggunakan software Dialux Evo 10.1 untuk mengetahui tingkat iluminasi bidang kerja secara lebih presisi di setiap titik ukur. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, terdapat perbedaan yang signifikan anatara kondisi ruang menggunakan pencahayaan alami dan kondisi ruang menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Tingkat iluminasi dan kemerataan cahaya pada setiap bidang kerja lebih memadai dan nyaman secara visual dengan adanya kontribusi kedua sumber cahaya. Pencahayaan yang terang memenuhi kebutuhan visual dapat membangkitkan hormon kortisol dalam tubuh sehingga berpengaruh dalam peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja mahasiswa.