Abstract:
Pencahayaan dalam gereja merupakan hal penting dalam menentukan hirarki kesakralan dan membentuk suasana sakral yang akan dirasakan oleh jemaat. Cahaya alami sering digunakan sebagai simbolisasi cahaya ilahi yang melambangkan kehadiran Tuhan. Namun demikian sifat dinamis cahaya alami dapat menimbulkan ketidaknyamanan visual akibat silau dan tingkat terang yang berlebihan sehingga mengganggu fokus pengguna ruang. Gereja Katolik Santo Laurentius Bandung memiliki bukaan skylight yang memanjang dari area masuk hingga area altar sebagai sumber penerangan utama ruang. Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan pola sinar matahari yang masuk dari skylight pada waktu berbeda yang mengakibatkan perbedaan persepsi kenyamanan visual dan (2) mengetahui pengaruh ketidaknyamanan visual (kesilauan, tingkat terang, dan gangguan pola sinar matahari) terhadap kesakralan ruang. Jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Data kuantitatif menggunakan simulasi software Velux Daylight Visualizer untuk mengambil data iluminasi dan luminansi. Kuesioner pertanyaan tertutup dengan skala Likert digunakan untuk mengambil data tingkat gangguan kenyamanan visual. Data kualitatif berupa pengamatan ruang dan pengambilan data kuesioner dengan pertanyaan terbuka. Hasil simulasi software akan dibandingkan dengan literatur. Kuesioner tertutup akan dianalisa menggunakan metode analisis statistik Anova dan Regresi. Kuesioner terbuka akan dianalisa dengan metode analisis kualitatif. Pengambilan kuesioner berguna untuk mengumpulkan persepsi responden terhadap pola sinar matahari yang masuk melalui skylight. Gangguan kenyamanan visual yang diteliti adalah silau, gangguan fokus dan tingkat terang berlebih. Analisa dilakukan untuk menjelaskan hubungan antar gangguan visual dengan persepsi kesakralan ruang ibadah. Analisis kualitatif untuk pertanyaan terbuka dilakukan dengan metode axial coding yang menggabungkan metode analisis konvensional dan directed content analisis. Analisis ini berguna untuk mengkategorikan jawaban terbuka responden. Modifikasi skylight menunjukan peningkatan pencahayaan yang memperkecil iluminasi area jemaat dan memberi fokus tambahan ke altar. Hasil analisa menunjukan terdapat hubungan kuat antara gangguan visual dan persepsi kesakralan ruang. Semakin tinggi gangguan visual maka semakin menurun persepsi kesakralan responden. Gangguan fokus merupakan faktor ketidaknyamanan visual yang mempengaruhi kesakralan secara langsung. Silau dan terang yang terlalu tinggi secara langsung meningkatkan gangguan fokus ke altar sehingga secara tidak langsung juga mengakibatkan turunnya penilaian persepsi kesakralan ruang.