Abstract:
Kota Samarinda merupakan salah satu kota dengan kondisi geografisnya yang unik, yaitu berada di tepian salah satu sungai terbesar di Indonesia yakni Sungai Mahakam. Kedudukannya sebagai kota tepian air atau waterfront city selayaknya mempertimbangkan keberadaan badan air sebagai salah satu elemen yang dominan pada panorama ruang kota. Kota Samarinda menjadi unik karena perkembangan kota juga dimulai dari eksistensi badan air, sehingga menimbulkan adanya keragaman elemen fisik-spasial dengan karakteristik kota tepian air atau waterfront city. Karakteristik tersebut berpotensi memberikan dampak pada gradien citra visual yang seimbang maupun tidak seimbang pada panorama ruang kota berdasarkan aspek fisik-spasialnya, sehingga hal tersebut menjadi menarik sebagai pembahasan pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gradien citra visual berdasarkan aspek fisik-spasial pada Kawasan Tepian Sungai Kota Samarinda ditinjau dari kajian literatur lanskap urban dan panorama ruang kota. Sebagai kajian lanjutan dari riset literatur estetika perkotaan Bapak Ir. F.X. Budiwidodo Pangarso, MSP. terkait panorama ruang kota di Indonesia, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai kajian nriset panoraman ruag kota dan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya, terkait dengan lanskap urban dan citra visual panorama ruang kota. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. The Concise Townscape, The Aesthetic Townscape, Roadform and Townscape menjadi basis literatur yang mendasari penelitian ini. Literatur yang telah disebutkan akan menjadi parameter dalam pengambilan data penelitian. Hasil penelitian ditampilkan secara deskriptif melalui metode pictorial graphic analysis untuk memahami panorama ruang kota secara visual. Tahapan pertama analisis yang dilakukan adalah identifikasi elemen fisik spasial dengan pictorial graphic analysis. Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan penilaian semantik diferensial dalam aspek gradien citra visual. Penilaian semantik menggunakan skor komposisi dalam bentuk rentang nilai yang menunjukkan adanya gradien komposisi elemen. Skor komposisi semantik diferensial menjadi multiplier factor yang kemudian dikalikan dengan skor bobot eksistensial elemen fisik-spasial yang akan menghasilkan nilai deskripsi gradien citra visual pada panorama ruang kota. Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat elemen-elemen yang secara signifikan berpengaruh dalam memberikan nilai keseimbangan elemen fisik-spasial, yaitu pohon dan vegetasi liar, tanaman hias, sungai, bangunan, badan jalan, dan elemen informasi. Keseimbangan komposisi dapat dipengaruhi oleh konfigurasi jalan yang dapat menambah nilai bentuk dan tatanan ruang kota. Konfigurasi jalan berupa T-Junction akan menambah nilai keseimbangan komposisi dan keseimbangan elemen alam-buatan karena memberikan permeabilitas terhadap sungai. Keteraturan bentuk dan tatanan yang seling berelasi berpotensi membentuk citra ruang kota yang komposisinya seimbang.