Abstract:
Arsitektur selalu diliputi oleh konteks tempatnya. Hal ini tentu terkait erat dengan kesan visual yang tercipta dalam skala besar, yaitu skala kota. Sebuah kota dapat memiliki suatu identitas karena arsitektur di dalamnya yang berhubungan dengan alamnya. Elemen pembentuk ruang kota akan menyesuaikan dan mengantisipasi menggunakan rancangan yang merespon fakta geografisnya. Penyesuaian tersebut dapat menimbulkan nilai kebaikan visual yang berbeda. Kota seringkali dipisahkan begitu saja dari alam, ditambah lagi dengan kerusakan alam akibat ulah manusia yang acuh - tak acuh. Pemikiran ini disebut dengan binary pairs, dimana sebuah kota dan alam dianggap bertolak - belakang dan tidak dapat disatukan. Manusia mengangkat tangan terhadap eksploitasi dan pencemaran lingkungan. Valsson menuliskan bahwa pemikiran ini keliru, dan dapat diperbaiki dengan metode tingkat komplemen. Maka dari itu, fokus penelitian ini adalah untuk menemukan tingkat tingkat komplemen antara fakta geografis kota dan tatanan elemen arsitektural melalui peninjauan panorama ruang kota dan kondisi fungsional Kawasan Pasar Segiri, Samarinda. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan bantuan teknik pictorial analytic. Riset bertujuan untuk menyumbangkan kajian tentang estetika perkotaan, dengan fokus pada tingkat komplemen elemen kota. Penelitian berbasis teori dari beberapa literatur dan observasi objek studi secara daring. Data yang dikumpulkan dikaitkan dengan kajian teori berbasis literatur perkotaan dan estetika perkotaan. Kota Samarinda merupakan waterfront city yang dilewati oleh Sungai Mahakam dan anak sungainya yaitu Sungai Karang Mumus. Walaupun berupa anak sungai, Sungai Karang Mumus memiliki lebar cukup besar yaitu empat puluh meter. Fakta geografis ini berhubungan dengan elemen arsitektur sekitarnya secara visual. Hubungan tersebut dapat bersifat komplemen maupun analog, berbeda – beda pada tiap area observasi. Peninjauan hubungan komplemen masing – masing area observasi dilengkapi dengan observasi aktivitas didalamnya, dan didapatkan perbedaan fungsionalitas ruang kota berdasarkan hubungan tersebut. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa kajian tentang estetika perkotaan, dengan fokus pada hubungan elemen natural dan buatan ruang kota serta pola aktivitas pada ruang kota Kawasan Pasar Segiri, Samarinda. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dan sebagai referensi maupun dasar untuk dikembangkan oleh penelitian selanjutnya.