Abstract:
Gereja Katedral Jakarta merupakan arsitektur gereja yang dibangun dengan gaya neo gotik di Indonesia. Bangunan ini memanfaatkan kayu jati sebagai material penyusun struktur lengkungan runcing, berbeda dengan konstruksi pada gereja arsitektur gotik di belanda yang menggunakan pasangan batu. Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana tektonika yang terbentuk pada Gereja Katedral Jakarta dan mengapa tektonika yang terwujud tersusun seperti demikian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian mengenai tektonika yang tercipta pada Gereja Katedral Jakarta melalui ruang, struktur dan ornamen yang hadir pada elemen arsitekturnya serta memahami bagaimana keberlanjutan nilai nilai tektonikanya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan deskriptif. Dengan pengolahan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi terhadap objek studi yang kemudian dianalisis dengan studi literatur. Pada Gereja Katedral Jakarta, tektonika ruang terbentuk dengan bentukan ribbed vault, pengaturan peninggian lantai, bentuk denah, dan bukaan-bukaan pada dinding dengan elemen bentuk lengkungan runcing. Ditemukan keunikan pada tektonika struktur dari gereja ini pada bagian sambungan antara tiang kuda-kuda dengan balok tariknya melayang dan hanya terhubung dengan plat besi. Tektonika ornamen pada gereja ini memiliki satu kesatuan dengan elemen mekanis struktur, bentuk yang dominan geometrik pada eksterior dan floral pada interior. Nilai-nilai tektonika dari Gereja Katedral Jakarta masih berlanjut, walaupun terdapat beberapa perubahan material pada pelingkup bangunannya.