Abstract:
Budaya merupakan salah satu unsur yang membangun karakter dari suatu masyarakat. Bali merupakan salah satu daerah yang terkenal karena arsitekturnya sebagai produk budaya masih sangat kental dan tercermin di kehidupan masyarakatnya. Namun sayang, di zaman sekarang ini banyak bermunculan rancangan bangunan baru yang dibangun dengan mementingkan aspek ekonomi sehingga menghasilkan bangunan yang terkesan ‘non-Bali’. Akibatnya, arsitektur tradisional Bali sebagai produk budaya tersebut secara perlahan mulai terlupakan dan mulai hilang eksistensinya di kalangan masyarakat. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menambah pemahaman lebih lanjut mengenai pelestarian Arsitektur Tradisional Bali. Dengan begitu, kearifan lokal Bali yang ada tercermin dalam Arsitektur Bali dapat terus dilestarikan, tidak terlupakan, walaupun bersaing dengan gaya modern di zaman sekarang ini. Penelitian ini ditelaah dan dianalisa mulai dari elemen-elemen fisik arsitektur yang terlihat pada objek penelitian hingga makna yang tersirat di dalam rancangan objek penelitian tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif - deskriptif yang bertujuan untuk mengungkap wujud pelestarian Arsitektur Tradisional Bali yang ada berdasarkan tipologi bangunan Arsitektur Tradisional Bali dan Filosofi Arsitektur Bali pada bangunan publik Hotel Tjampuhan & Spa, Bali. Pada akhirnya, bangunan publik di Hotel Tjampuhan ini dapat dikatakan memiliki sebuah hibridisasi antara Arsitektur Tradisonal Bali dengan Arsitektur Kolonial disebabkan adanya pengaruh dari Walter Spies dan aspek sosial (tamunya). Meskipun demikian, Arsitektur Tradisional Bali masih tetap bertahan dan dilestarikan pada bangunan publik di hotel ini, mulai dari prinsip tipologinya seperti struktur bangunan, ornamen, hingga filosofi-filosofi tradisional Bali yang terkandung di dalamnya.