Abstract:
Kampung Adat Banceuy merupakan salah satu kampung adat yang berada di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pada tahun 2017 Kampung Adat Banceuy diresmikan oleh Bupati Subang menjadi desa wisata, namun sebelum diresmikan pada tahun 2017 Kampung Adat Banceuy sudah memiliki organisasi pengelola pariwisata dan sudah ada kunjungan dari wisatawan sejak tahun 2005. Peresmian Kampung Adat Banceuy mengundang lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi objek wisata ini. Adanya kunjungan wisatawan hal ini tentu membawa kebutuhan-kebutuhan baru yang harus dapat dipenuhi oleh Kampung Adat Banceuy. Salah satu kebutuhan baru ini adalah kebutuhan ruang bagi wisatawan, namun ruang bagi wisatawan harus diperhatikan agar tidak mengganggu masyarakat lokal. Hal ini menjadi menarik karena penyatuan dua entitas berbeda yaitu kampung sebagai permukiman dan aktivitas wisata yang bersifat temporer. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting Kampung Adat Banceuy dan menganalisisnya dengan teori pariwisata, tata ruang, dan permukiman tradisional. Data Kampung Adat Banceuy dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap warga, observasi lapangan, dokumentasi, dan studi pustaka. Data dikelompokan menjadi tiga daya tarik wisata yaitu something to see, something to do, dan something to buy. Data aktivitas wisata yang sudah ada kemudian dianalisis mengenai dampaknya terhadap perubahan tata ruang di Kampung Adat Banceuy. Hasilnya adalah terjadi perubahan tata ruang di Kampung Adat Banceuy, perubahan terjadi secara fisik dan sosial. Perubahan fisiknya adalah adanya bangunan baru yang dipakai untuk aktivitas wisata. Saung Celempung Gentra Wiwitan dibangun untuk dipakai sebagai tempat berkumpul, bersantai, dan pertunjukan seni untuk wisatawan, Aula Kampung Adat Banceuy yang semula hanya untuk aktivitas warga lokal kemudian dibuka untuk menampung aktivitas wisatawan, Panggung Serbaguna dibangun untuk pertunjukan seni bagi wisatawan, Galeri Seni dibangun sebagai tempat untuk memajang replika kerajinan tangan Kampung Adat Banceuy dan tempat untuk memesannya, dan perbaikan jalur menuju objek wisata alam Curug Bentang dan Leuwi Lawang untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan. Perubahan sosial yang terjadi adalah penggunaan jalan raya sebagai tempat upacara penyambutan, pembagian zona publik dan privat antara titik kumpul aktivitas wisata dan permukiman, berbagi ruang di tempat tinggal warga yang dipergunakan sebagai homestay, pemakaian halaman rumah warga untuk upacara ritual wisatawan, dan berpindahnya upacara penyerahan ikat kepala dari jalan raya ke lapangan.