Abstract:
Kawasan Koridor Jalan L.L.R.E.Martadinata merupakan salah satu kawasan yang termasuk ke dalam rencana pembangunan Kota Bandung era kolonial Belanda yang merupakan kawasan perluasan Bandung Utara fase “Europeesche Zakenwijk” dan didominasi oleh bangunan hunian mewah bergaya arsitektur indische empire style dan indis modern. Latar belakang historis Koridor Jalan L.L.R.E.Martadinata membuatnya ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Kota Bandung yang pertumbuhan kawasannya berdasarkan peraturan daerah perlu mempertahankan karakter, baik dari segi intensitas, tata bangunan, fasad, dan lain sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu koridor ini mengalami perkembangan yang pesat akibat letak geografisnya yang merupakan jalur utama dari Jalan Dago ke Jalan Raya Timur Ahmad Yani dan oleh karena terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 yang menyebabkan sebagian besar bangunan mengalami pergeseran fungsi menjadi komersial. Pergeseran fungsi yang pesat mengakibatkan adanya isu kontekstualitas antara atribut bangunan non-cagar budaya yang didominasi bangunan baru terhadap bangunan cagar budaya sebagai bangunan lama dengan nilai historis. Maka, perlu dilakukan penelitian terhadap kontekstualitas berdasarkan atribut bangunan untuk mengetahui faktor suatu atribut bersifat kontekstual beserta potensi ancamannya di masa depan, juga untuk mengetahui faktor suatu atribut tidak kontekstual untuk kemudian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bangunan baru di masa depan guna mempertahankan kontekstualitas Koridor Jalan L.L.R.E.Martadinata sebagai kawasan cagar budaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Penerapan metode diaplikasikan dengan meneliti objek berdasarkan teori kontekstualitas yang kemudian dilakukan metode komparasi untuk melihat aspek serupa yang dominan antara bangunan non-cagar budaya terhadap bangunan cagar budaya. Kemudian, hasil penelitian dari data kualitatif dikonversikan dengan pendekatan kuantitatif untuk menghasilkan tingkat kontekstualitas. Penelitian dilakukan di 2 segmen Koridor Jalan L.L.R.E.Martadinata, yaitu pada segmen di antara perempatan Jalan Lombok- Jalan Banda dan antara perempatan Jalan Ahmad Yani-Jalan Anggrek. Pemilihan segmen didasari oleh persentase bangunan cagar budaya terbanyak, posisi bangunan cagar budaya yang menyebar, dan pada segmen dengan bangunan cagar budaya yang beralih fungsi menjadi komersial terbanyak. Hasil dari penelitian adalah Koridor Jalan L.L.R.E.Martadinata pada kedua segmen didominasi oleh atribut bangunan non-cagar budaya dengan kontekstualitas terhadap bangunan cagar budaya yang rendah. Kontekstualitas atribut yang rendah disebabkan oleh beragamnya jenis elemen kepala, badan, dan kaki bangunan serta karakter bukaan, beragamnya jumlah lantai akibat tuntutan fungsi dan kebutuhan ruang, dan beragamnya material pelingkup bangunan karena banyaknya bangunan yang menggunakan material modern. Sementara atribut memiliki kontekstualitas yang tinggi disebabkan oleh kondisi eksisting bentuk dan orientasi kavling bangunan yang serupa, persamaan akan jarak dengan bangunan tetangga karena kebutuhan ruang secara horizontal yang besar, dan penggunaan warna putih yang mendominasi pelingkup bangunan.