Abstract:
Pelaksanaan ibadah bersama sangat diutamakan dalam Islam. Memasuki tahun ke-3, Indonesia harus berjuang melawan persebaran varian baru pada masa pandemi Covid-19, yaitu Subvarian BA.2 atau Varian Omicron yang mengharuskan masjid, sebagai fasilitas ibadah bersama, melakukan penyesuaian kepada pengelola dan jemaah dalam pelaksanaan berbagai aktivitas. Begitu pula pada Masjid Al-Barokah yang berfungsi sebagai masjid permukiman di kawasan Sukaraja, Kota Bandung. Penjarakan antar individu dan kebersihan diri menjadi hal yang krusial untuk diawasi bersama. Umat muslim permukiman yang terbiasa beribadah harian bersama di masjid, melakukan aktivitas jalinan persaudaraan bersama, harus mengubah tradisinya dalam menghindari virus yang lama tak kunjung pergi. Kekhusyukan ibadah jemaah yang dirasakan melalui kebersamaan dalam beraktivitas di masjid, harus dipaksa berubah dalam menjaga kesehatan diri. Adanya perubahan drastis yang kian berganti menjadi polemik tidak hanya bagi pengelola, tapi juga seluruh jemaah yang menjalankannya. Penelitian menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan meminjam metode induktif dalam proses justifikasi dan konfirmasi hasil observasi. Pengamatan dilakukan pada pengelola, pelaksana, dan jemaah sebagai pelaku aktivitas ibadah pada area masjid, untuk mengetahui hasil nyata dari pola aktivitas yang berdasar pada posisi subjek yang beragam. Komunikasi langusng dan pengisian kuesioner oleh pelaku aktivitas juga dimanfaatkan untuk mendapatkan kualitas informasi yang lebih personal, berkaitan dengan pengamatan terhadap ruang interpersonal pengguna. Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil observasi dan sintesis adalah ditemukannya ruang interpersonal jemaah pada tiap aktivitas yang berpengaruh terhadap tindakannya atas penerapan protokol kesehatan covid-19. Pada tahapan aktivitas sesudah dan sebelum aktivitas ibadah, jemaah cenderung menerapkan sesuai dengan interpretasi dan keyakinannya masing-masing seperti tetap memakai masker dan mencuci tangan walaupun berada pada ruang publik dan berpapasan dengan banyak jemaah lainnya. Sedangkan saat jemaah memasuki ruang ibadah, adanya kecenderungan jemaah untuk mengikuti tindakan jemaah lainnya yang dapat mempengaruhi tindakan atas aktivitasnya seperti, melepas masker dan menjaga jarak.