Abstract:
Penerapan keberlanjutan lingkungan di Indonesia masih jarang diterapkan pada
masyarakat. Hal tersebut digambarkan dimana Indeks Perilaku Ketidakpendulian
Lingkungan Hidup (IPKLH) tergolong masih cukup rendah sebesar 51%. Selain
itu, tingkat ketidakpedulian terhadap pengelolaan sampah di Indonesia tergolong
tinggi sebesar 72%. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia memerlukan suatu alat
pembelajaran terkait keberlanjutan lingkungan yang dapat diterapkan pada
keluarga yaitu dengan permainan papan. Penelitian yang dilakukan merupakan
lanjutan dalam pengembangan dan pengujian permainan papan berbasis
keberlanjutan lingkungan dan kearifan lokal Yogyakarta. Pengembangan yang
dilakukan melalui wawancara kepada user menggunakan pendekatan user
centered design. Target user adalah keluarga yang memiliki anak usia 7-11 tahun
sesuai penelitian sebelumnya. Penentuan identifikasi kebutuhan selain kepada 6
user dilakukan juga kepada penggiat lingkungan. Kebutuhan yang diperoleh
terdapat 6 identifikasi kebutuhan seperti permainan papan yang interaktif,
permainan papan yang mudah dimainkan, dan lain-lain. Perancangan konsep
pengembangan didasarkan pada benchmarking dan design workshop. Hasil
konsep prototipe yang diterapkan dipilih berdasarkan concept scoring dari 3
konsep yang telah dirancang. Konsep yang terpilih merupakan permainan papan
dimana cara memainkannya seperti ludo yang dikemas dengan konten
keberlanjutan lingkungan dan kearifan lokal Yogyakarta. Pengujian yang dilakukan
menggunakan pretest-posttest designs dan wawancara terkait feedback prototipe
kepada 12 responden. Hasil feedback tersebut memberikan kesan positif dimana
permainan papan tersebut menyenangkan, asik, mendidik, interaktif, dan
meningkatkan kesadaran akan lingkungan. Lalu, hasil pengujian pretest-posttest
designs yang didapat nilai rata-rata pretest terhadap posttest yaitu dari nilai 46
menjadi nilai 70 dimana terdapat peningkatan sebesar 23% dan hasil uji beda
paired t-test yang diperoleh permainan papan tersebut efektif terhadap
pembelajaran bagi keluarga karena terdapat perbedaan dari nilai rata-rata pretest
terhadap postest responden.