Abstract:
Perusahaan X merupakan sebuah perusahaan home industry yang memproduksi sepatu
kulit. Perusahaan X memiliki masalah yaitu seringnya terjadi defect pada produk saat
proses produksi. Masalah ini mengakibatkan perusahaan X mengalami kerugian yang
cukup signifikan dalam 5 bulan mulai dari bulan September 2022 sampai Januari 2023
yaitu sebesar Rp166.190.000. Terdapat 6 jenis defect yang menjadi masalah utama
selama proses produksi yaitu cacat kulit sobek, cacat salah model, cacat jahitan tidak rapi,
cacat salah warna, cacat sol tidak terpasang dengan baik, dan cacat salah ukuran. Untuk
mengurangi kerugian yang dialami perusahaan dan meningkatkan mutu produk
perusahaan dapat dilakukan perbaikan mutu. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk perbaikan mutu yaitu adalah Six Sigma DMAIC. Metode DMAIC dimulai dari tahap
define dengan melakukan identifikasi dan menjelaskan lebih lengkap terkait setiap tahapan
dari proses lalu dilanjutkan dengan membuat diagram SIPOC (Suppliers – Inputs –
Process – Outputs – Customers) serta akan dibuat juga Critical to Quality (CTQ). Dalam
tahap measure akan dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan produksi dan
cacat yang terjadi. Dalam tahap ini DPMO sebelum perbaikan didapatkan sebesar
16.330,18 dan level sigma sebesar 3,64. Tahap analyze akan dilakukan analisis
menggunakan Diagram Ishikawa dan diagram pareto terhadap hasil yang didapatkan dari
tahap measure dan menentukan usulan perbaikan lewat FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis). Tahap Improve akan dilakukan implementasi usulan perbaikan yang terbentuk
dari FMEA. Dalam tahap ini usulan yang diimplementasikan yaitu pembuatan SOP,
pelatihan untuk pekerja, dan melakukan briefing setiap hari sebelum proses produksi
dimulai. Tahap control merupakan tahapan terakhir dalam DMAIC dimana pada tahap ini
akan dilakukan penerapan usulan perbaikan dan menjadikannya sebagai budaya baru di
perusahaan. DPMO setelah perbaikan didapatkan sebesar 7.252,86 dan level sigma
sebesar 3,94.