Abstract:
Kesulitan dalam mendesain tata ruang (denah) antara lain ketelitian dalam mengukur skala gambar
dan menggambar simbol furnitur yang sesuai dengan standar tertentu. Desain menggunakan
Autodesk AutoCAD dapat menangani kesulitan tersebut karena pengukuran skala dilakukan
secara otomatis dan furnitur direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi, namun pengguna
awam yang tidak familiar dengan tampilan antarmuka sulit untuk memanipulasi (mengatur
posisi dan orientasi) objek tiga dimensi. Terdapat alternatif teknologi yang dapat menangani
permasalahan tersebut, yaitu Augmented Reality (AR), di mana AR merupakan teknologi yang
dapat menggabungkan objek virtual dengan dunia nyata. Visualisasi tata ruang menggunakan
AR memudahkan pengguna untuk memanipulasi objek virtual (furnitur) dengan cara mengubah
posisi dan orientasi benda nyata yang merepresentasikan objek tersebut. Oleh sebab itu, pada
penelitian ini dibuat sebuah aplikasi yang memanfaatkan AR untuk membantu visualisasi tata
ruang.
Berdasarkan studi literatur terdapat berbagai masalah dalam mengaplikasikan AR. Permasalahan
tersebut diantaranya marker AR yang tidak dapat terdeteksi pada kondisi tertentu dan
objek virtual yang diproyeksikan mengalami efek jitter pada saat marker dalam keadaan diam.
Kondisi tersebut antara lain oklusi parsial pada marker dan keterbatasan derajat rotasi kamera
terhadap marker. Ketika suatu marker tidak dapat terdeteksi, maka sistem AR tidak memiliki
acuan untuk memproyeksikan objek virtual.
Solusi yang diusulkan untuk marker AR yang tidak dapat terdeteksi adalah mengganti marker
dua dimensi biasa dengan marker yang berbentuk kubus. Sedangkan solusi yang diusulkan
untuk mengatasi efek jitter adalah mengubah nilai posisi dan rotasi dalam suatu frame dengan
rata-rata nilai posisi dan rotasi dalam beberapa frame sebelumnya.
Aplikasi AR yang dibangun dapat membantu visualisasi tata ruang, di mana posisi dan
orientasi furnitur (objek virtual) di dalam sebuah ruangan menjadi lebih mudah untuk dimanipulasi
dengan cara memindahkan atau memutar marker AR. Marker kubus yang digunakan
dapat tetap terdeteksi walaupun dalam kondisi oklusi parsial dan derajat rotasi kamera terhadap
marker yang melebihi derajat tertentu. Mengganti nilai posisi dan rotasi objek virtual dengan
rata-ratanya dapat mengurangi efek jitter. Namun perhitungan rata-rata tersebut berdampak
terhadap penurunan FPS sebesar 22% untuk FPS terbesar sebesar, 10% untuk rata-rata FPS,
dan 17% untuk FPS terkecil.