Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh negara Rwanda sebagai negara yang memiliki
setumpuk permasalahan domestik terutama dalam hal hak asasi manusia dan
tentunya perekonomian. Dalam hal ekonomi, seperti yang diketahui oleh khalayak
luas Rwanda merupakan negara yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan
ketergantungannya terhadap bantuan asing. Penelitian ini hadir untuk menjawab
pertanyaan penelitian “Mengapa Rwanda berupaya untuk membentuk nation
branding dalam rupa sportswashing ketika negaranya masih memiliki masalah
perekonomian dan pelanggaran HAM dalam negara?”. Dalam penelitian ini,
peneliti akan menggunakan metode kualitatif dengan analisis studi kasus serta teknik
pengumpulan data berupa studi literatur. Arsenal sebagai salah satu institusi sepak
bola terbesar di dunia tentu memiliki jumlah penggemar yang sangat besar dan
tersebar di seluruh dunia. Rwanda merupakan negara yang memiliki banyak masalah
dalam berbagai sektor dan perlu untuk merangkai kembali nation brandingnya.
Kehadiran Arsenal sebagai institusi atau brand besar dapat membantu Rwanda
untuk menyebarkan pesan positif terkait negaranya melalui berbagai publikasi
seperti melalui penampilan nama Rwanda di jersey. Citra Rwanda yang dianggap
sebagai negara bermasalah justru memberikan masalah baru, yakni anggapan
sportswashing Rwanda melalui Arsenal sebagai institusi olahraga. Dalam kata lain,
upaya Rwanda tersebut merupakan pisau bermata dua: melalui Arsenal, Rwanda
dapat membentuk nation branding yang baik. Namun, masyarakat mempertanyakan
keputusan Rwanda sebagai negara yang bermasalah dan bergantung pada bantuan
asing. Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa upaya Rwanda ini merupakan citacita
besar negara sejak lama, untuk meningkatkan tarafnya sebagai negara Afrika
yang terpandang dan maju dalam berbagai sektor kenegaraan.
