Pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi antioksidan bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn.)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Inggrid, Maria
dc.contributor.author Widjaja, Jesslyn Fedora
dc.date.accessioned 2024-04-25T02:18:06Z
dc.date.available 2024-04-25T02:18:06Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp36830
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/17116
dc.description 4362 - FTI en_US
dc.description.abstract Rosella mempakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai zat wama alami. Zat warna merah yang terkandung di dalam bunga rosella disebut antosianin. Zat warna autosianin tennasuk dari komponen flavonoid yang juga digunakan sebagai antioksidau. Pigmen antosianin juga berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah penyakit jantung dan kanker. Meskiplm antosianin memiliki banyak manfaat untuk dikonstuni, namun terdapat satu kelemaban yaitu sifatnya yang tidak stabil. Kestabilan antosianin yang rendah dapat menyebabkan degradasi atau perubahan warna yang dapat terjadi saat proses pengolahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh variasi jenis pelarut dan temperatur terhadap rendemen, total antosianin, dan aktivitas antioksidan, serta mempelajari pengaruh temperatur terhadap kestabilan antosianin pada rosella. Metode penelitian ini meliputi persiapan sampel, percobaan pendahuluan, dan percobaan utama. Pada percobaan pendahuluan dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum dan waktu kesetimbangan reaksi. Pada penelitian utama, rosella kering di ekstraksi dengan variasi temperatur (30°c, 45°c, 60°C) dan rasio pelarut etanol : air 50: 50, 70:30, dan 0:100 v/v). Pengujian sampel dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV/Vis dan dilakukan aual isis kadar antosianin mengutamakan metode perbedaan pH dan analisis aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (1, 1-difenil-2pikrihidrazil). Kestabilan antosianin dilakukan dengan menggunakan hasil ekstraksi yang diatur pada rentang temperatur tertentu. Hasil penelitian diperoleh rendemen dan kadar antosianin tertinggi secara berturut-turut sebesar 53,18% dan 88,88 mg/L pada pelamt etanol:air (50:50 v/v) dengan temperartur 45°c. Nilai IC50 terkecil sebesar 67,3 ppm pada pelarut etanol:air (50:50 v/v) dengan temperartur 45°c. Dapat disimpulkan kondisi optimal ekstraksi yaitu pada pelarut etanol:air (50:50 v/v) dengan temperartur 45°c. Dari kinetika degradasi, energi aktivasi yang didapat sebesar 18,3 kJ/mol. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject Rosella en_US
dc.subject Antioksidan en_US
dc.subject Antosianin en_US
dc.subject Ekstraksi en_US
dc.subject Degradasi en_US
dc.title Pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi antioksidan bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn.) en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM62014004
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account