dc.description.abstract |
Permintaan kertas tiap tahunnya semakin meningkat sehingga kayu pun permintaannya semakin meningkat. Besarnya kebutuhan kayu guna memenuhi permintaan tersebut merusak lingkungan, membuat perlu adanya suatu bahan baku alternatif. Dalam memilih bahan baku alternatif untuk pembuatan kertas, diperlukan suatu sumber daya yang memiliki kandungan selulosa tinggi dengan kandungan lignin yang rendah. Atas dasar permasalahan tersebut, maka buah bintaro digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi alkali aktif, sulfiditas, dan waktu pemasakan buah bintaro dengan proses kraft serta mengetahui jenis kertas yang cocok untuk dihasilkan dari bubur kertas berbahan baku buah bintaro. Manfaat penelitian adalah menambah pengetahuan mengenai pengaruh konsentrasi alkali,sulifiditas, rasio larutan pemasak dengan serat, dan waktu pemasakan buah bintaro dengan proses kraft sehingga dapat dijadikan bahan baku alternatif bagi industri bubur kertas dan kertas.
Metode penelitian yang dilakukan adalah delignifikasi dengan metode kraft yang dilakukan dengan cara pemasakan buah bintaro menggunakan NaOH dan Na2S pada tekanan 8 bar dan temperatur 160°C. Pemasakan dilakukan dengan konsentrasi larutan pemasak Rendah (alkali aktif 22%b/b dan sulfiditas 24%b/b) dan tinggi (alkali aktif 28%b/b dan sulfiditas 32%b/b). Lama waktu pemasakan buah bintaro adalah 2 dam 3 jam. Rasio larutan pemasak dengan serat yang digunakan adalah 1:4 dan 1:10. Bubur kertas yang dihasilkan dari pemasakan tersebut kemudian diuji bilangan kappa-nya menggunakan metode pengujian bilangan kappa (SNI 0494-1989-A).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemasakan yang berpengaruh terhadap penurunan kadar lignin adalah waktu dan konsentrasi. Namun kedua variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan. Rata-rata bilangan kappa yang didapat adalah 21,6 yang berarti bahwa bubur kertas berbahan baku bintaro cocok untuk dijadikan kertas karton. |
en_US |