dc.description.abstract |
Asam jawa atau Tamarindus indica L. merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Pemanfaatan asam jawa umumnya hanya dipakai sebagai makanan dan minuman dan memanfaatkan kulit atau dagingnya saja. Biji asam jawa umumnya dibuang karena tidak bisa digunakan dan menjadi limbah baru. Biji asam jawa ini terdiri dari polimer ionik atau polielektrolit, seperti protein dan polisakarida yang dapat digunakan sebagai koagulan alami untuk mengolah limbah cair industri. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah mengkaji efektivitas kerja koagulan biji asam jawa dalam mengolah berbagai limbah cair industri dan mengetahui jenis limbah yang sesuai untuk diolah dengan koagulan alami tersebut. Diharapkan dengan penelitian terhadap koagulan alami asam jawa, pemakaian koagulan kimia dapat berkurang karena berbagai dampak buruk yang diperoleh.
Limbah cair industri yang akan diolah pada penelitian ini adalah limbah tekstil, detergen, dan susu. Variasi dilakukan terhadap konsentrasi koagulan 2-4 giL dan pH limbah 2-5. Hasil koagulasi dianalisis menggunakan alat spektrofotometer untuk melihat %-removal zat wama Drimarene dark red HF-CD, turbiditimeter untuk melihat %removal turbiditas limbah cair susu dan detergen, dan spectroquant untuk melihat %removal COD pada setiap limbah cair. Analisis juga dilakukan terhadap bentuk topografi permukaan koagulan sebelum dan sesudah pengolahan limbah.
Penelitian ini menunjukkan bahwa koagulan biji asam jawa mampu mengurangi parameter COD dan turbiditas dalam limbah tekstil dan susu. Parameter COD limbah tekstil dan susu mengalami penurunan pada kondisi optimum, sebesar 68,24% dan 30,35% secara berurutan. Parameter turbiditas susu juga mengalami penurunan pada kondisi optimum sebesar 83,67%. Koagulan biji asam jawa juga mampu mengurangi parameter konsentrasi wama pada limbah tekstil, sebesar 77,53%. Koagulan biji asam jawa paling efektif dalam mengolah limbah tekstil dan diikuti limbah susu. Koagulan biji asam jawa ini tidak sesuai dengan limbah detergen. Dari variasi yang digunakan, diketahui bahwa variasi pH lebih signifikan dibandingkan variasi dosis koagulan. |
en_US |