dc.contributor.advisor |
Soerawidjaja, Tatang Hernas |
|
dc.contributor.advisor |
Hudaya, Tedi |
|
dc.contributor.author |
Prawira, Vincent Jhohanes |
|
dc.contributor.author |
Marsela, Bernadeta Giovana Nera De |
|
dc.date.accessioned |
2024-04-18T02:35:21Z |
|
dc.date.available |
2024-04-18T02:35:21Z |
|
dc.date.issued |
2018 |
|
dc.identifier.other |
skp37923 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/17067 |
|
dc.description |
5242 - FTI |
en_US |
dc.description.abstract |
Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang paling banyak digunakan di dalam kehidupan manusia saat ini baik dari sektor industri, rumah tangga, dan terutama transportasi. Sebaliknya, sumber minyak bumi sebagai sumber daya alam yang tidak terbarukan terus mengalami penurunan sehingga mulai tidak bisa mengakomodasi kebutuhan dunia jangka panjang. Selain itu,pembakaran bahan bakar minyak bumi menghasilkan emisi gas CO2 yang berbahaya bagi lingkungan karena dapat menyebabkan efek rumah kaca. Oleh karena itu diperlukan bahan bakar alternatif lain yang dapat terbarukan sekaligus ramah lingkungan. Salah satu produk bahan bakar terbarukan yang sedang dikembangkan adalah solar terbarukan. Solar terbarukan dapat diperoleh dengan konversi biomassa menjadi hidrokarbon tertentu, salah satu caranya adalah dekarboksilasi. Proses ini lebbih menguntungkan dari proses konversi lainnya seperti hydrotreating karena tidak memerlukan gas hidrogen pada prosesnya. Oleh karena itu, proses dekarboksilasi lebih diminati. Bahan baku biomassa yang digunakan untuk memperoleh solar terbarukan pada prose ini adalah adalah Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) yang merupakan produk samping dari proses pemurnian minyak sawit yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia. PFAD merupakan salah satu biomassa yang berpotensial karena mengandung banyak asam palmitat yang dapat dikonversi menjadi hidrokarbon rantai panjang.
Tujuan dari penelitian ini menentukan metode persiapan katalis yang sesuai untuk proses dekarboksilasi PFAD, Penentuan ini mencakup pengaruh suhu dekarboksilasi, pengaruh proses aktivasi katalis, serta pengaruh impregnasi lanjutan terhadap metode aktivasi katalis (metode wet reduction dan dry reduction), kondisi operasi (300 °C dan 350 °C) dan pengaruh impregnasi lanjutan (sekali impergnasi dan dua kali impregnasi). Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap produk dekarboksilasi dan uji katalis.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,didapatkan kecenderungan bahwa metode aktivasi katalis dengan dry reduction lebih baik dibandingkan dengan wet reduction, suhu 350° C memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan 300° C serta impregnasi yang dilakukan sekali lebih baik dibandingkan dengan adanya impregnasi lanjutan. Hasil terbaik diperoleh dengan mengkonversi PFAD pada suhu 350°C dengan menggunakan katalis yang diimpregnasi sekali dan diaktivasi dengan menggunakan metode dry reduction. Konversi dari reaksi tersebut mencapai 88%. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR |
en_US |
dc.subject |
PFAD |
en_US |
dc.subject |
dekarboksilasi |
en_US |
dc.subject |
Ni/Si0 |
en_US |
dc.subject |
dry reduction |
en_US |
dc.subject |
impregnasi |
en_US |
dc.title |
Dekarboksilasi distilat asam lemak sawit menjadi hidrokarbon terbarukan dengan katalis Ni/SiO2 |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM2015620069 |
|
dc.identifier.nim/npm |
NPM2016620102 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDN0421087203 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI614#Teknik Kimia |
|