Abstract:
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman yang umum ditanam dan dipanen didaerah tropis, khususnya Indonesia. Pepaya populer untuk dikonsumsi sehari hari di Indonesia karena memiliki khasiat yang baik bagi tubuh manusia seperti sebagai antioksidan, melancarkan pencernaan dan memperkuat sistem imun. Salah satu komponen dari tanaman pepaya yang memiliki banyak manfaat ialah biji pepaya. Namun sayangnya, di Indonesia biji pepaya belum banyak dimanfaatkan karena kandungannya yang sedikit diketahui. Minyak biji pepaya mengandung asam lemak dan BITC (Benzyl-isothiocyanate). Asam lemak pada minyak biji pepaya dengan jumlah ya dominan terdiri dari asam oleat, asam palmitat, asam linoleat, asam stearat. Dalam pemanfaatannya, asam palmitat dapat dimanfaatkan untuk pengobatan antipsikotik pada penderita schizophrenia, pembuatan sabun, kosmetik, dan deterjen. Umumnya, proses ekstraksi dilakukan secara konvensional menggunakan pelarut organik seperti heksana atau petroleum ether. Namun, pelarut organik memberikan dampak yang tidak baik pada kesehatan manusia dan lingkungan serta ekstrak yang diperoleh tidak mumi. Dengan demikian perlu adanya alternatif metode ekstraksi lain, diantaranya yaitu dengan ekstraksi superkritik CO2. Ekstraksi menggunakan pelarut fluida karbon dioksida superkritik ini lebih selektif, lebih aman dilakukan, dan juga mudah pemisahannya antara pelarut dengan ekstraknya dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tekanan dan temperatur pada perolehan minyak dari biji pepaya (Carica papaya L.) yang diekstraksi menggunakan superkritik CO2 serta mengetahui bagaimana pengaruh metode ekstraksi superkritik terhadap komposisi minyak biji pepaya. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia industri agar dapat memperoleh minyak biji pepaya yang lebih murni dan dapat dioptimalkan pemanfaatan kandungan di dalamnya. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu pengeringan biji pepaya, percobaan pendahuluan, percobaan utama, dan analisa. Percobaan utama dilakukan untuk memperoleh waktu optimum ekstraksi. Ekstraksi superkritik. dilakukan dengan variasi temperatur (40°C, 80°C, dan 120°C) dan tekanan (100 bar, 200 bar, dan 250 bar) menggunakan reaktor bertekanan dan bertemperatur tinggi. Analisa minyak biji pepaya dilakukan menggunakan instrumen GC-MS. Sebelum dianalisis, minyak hasil ekstraksi diesterifikasi terlebih dahulu menggunakan BF3-Metanol. Hasil yang diperoleh yaitu perolehan minyak biji pepaya bertambah seiring dengan bertambah besarnya tekanan, namun berkurang seiring dengan bertambah besarnya temperatur. Hasil analisa menunjukkan bahwa kandungan asam lemak dalam minyak biji pepaya adalah asam palmitat sebesar 0,96% dan asam oleat sebesar 0,50%.