Abstract:
Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau merupakan salah satu rumah sakit umum di
Cileungsi yang memiliki permasalahan pada pelayanannya. Permasalahan ini dibuktikan
dari tingkat kepuasan pasien yang saat ini berada di angka 77,86% sedangkan standar
minimal menurut Permenkes sebesar 90%. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,
permasalahan pelayanan ini khususnya ada pada waktu tunggu. Dari hasil observasi juga
ditemukan banyaknya aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan lamanya waktu
tunggu. Aktivitas tidak bernilai tambah tersebut akan dikurangi menggunakan metode lean
hospital. Terdapat 5 tahapan yang dilalui pada metode ini, yaitu value stream mapping
(VSM), value added assessment (VAA), identifikasi pemborosan, 5 whys, dan failure mode
effect analysis (FMEA). Berdasarkan VSM, lead time dan cycle time untuk pasien baru
sebesar 10449,5 detik dan 8623,42 detik sedangkan pasien lama sebesar 8686,6 detik
dan 8300,1 detik. Untuk mengetahui persentase aktivitas tidak bernilai tambah untuk kedua
jenis pasien, digunakan VAA dan didapat persentase berturut-turut sebesar 89,79% dan
91,44%. Berdasarkan identifikasi pemborosan, ditemukan 4 tipe pemborosan pada
pelayanan rawat jalan yaitu transportation, motion, waiting, dan overprocessing.
Pemborosan tersebut kemudian dicari akar masalahnya menggunakan 5 whys dan
ditentukan prioritas perbaikannya menggunakan FMEA. Berdasarkan FMEA, aktivitas
utama yang akan dikurangi adalah satpam yang berulang kali menjelaskan berkas, pasien
yang menunggu loket pendaftaran, menunggu dokter, dan menunggu obat. Usulan yang
diberikan untuk mengurangi aktivitas tersebut yaitu membuat pemberitahuan berkas,
memperkuat jaringan internet, mengubah jadwal praktek dokter, membatasi jumlah pasien,
menerapkan sistem denda pada dokter yang terlambat, memberi pemberitahuan jumlah
pasien datang, menerapkan 5S untuk meja obat, membeli printer, dan menambah serta
memindahkan lubang penyerahan resep.