Abstract:
Multitasking merupakan aktivitas pengerjaan beberapa tugas dalam waktu
terbatas. Kemudahan akses informasi melalui gadget dan internet membuat aktivitas
multitasking semakin mudah dan terbiasa dilakukan, termasuk dalam kegiatan belajar
secara online selama pandemi COVID-19. Akan tetapi kegiatan multitasking dapat
mengganggu proses pengelolaan informasi dalam working memory. Adapun working
memory ialah kapabilitas mental dalam menyimpan, memperbarui, dan memanipulasi
informasi, sehingga working memory merupakan salah satu proses kognitif yang
digunakan mahasiswa dalam kegiatan belajarnya. Pada beberapa penelitian sebelumnya
dampak pengerjaan multitasking serta jenis kelamin terhadap working memory masih
belum didapatkan kesimpulan yang sama. Adapun penelitian working memory dengan
menggunakan tugas audio berupa berita dengan pengukuran melalui soal pilihan ganda
belum pernah dilakukan, sedangkan aktivitas tersebut merupakan contoh penerapan
working memory dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menyelidiki pengaruh jenis pekerjaan dan jenis kelamin terhadap working memory.
Pada penelitian ini terdapat 2 variabel independen, yakni jenis pekerjaan (single
tasking dan multitasking) dan jenis kelamin (pria dan wanita). Pengukuran variabel
dependen working memory dilakukan melalui durasi pengerjaan dan nilai piilihan ganda,
hit reaction time, dan akurasi visual. Tugas yang diberikan kepada partisipan terdiri dari
tugas audio (menyimak percakapan dalam berita) dan tugas visual (n-back task).
Partisipan terdiri dari 16 pria dan 16 wanita dengan usia 20-22 tahun. Setiap partisipan
menjalankan tugas audio dan visual secara single tasking dan multitasking. Data diolah
menggunakan uji mixed ANOVA untuk melihat pengaruh dari kedua variabel independen
terhadap working memory.
Berdasarkan uji pengaruh, tidak terdapat interaksi antara variabel jenis pekerjaan
dan jenis kelamin. Jenis pekerjaan memengaruhi durasi pilihan ganda (p-value=0,004),
nilai pilihan ganda (p-value<0,010), dan akurasi visual (p-value<0,010). Hal ini berarti cara
pengerjaan secara single tasking dan multitasking dapat memengaruhi hasil ketiga nilai
tersebut. Berdasarkan perbedaan nilai mean pengerjaan multitasking pada pria dan wanita
diketahui bahwa pengerjaan secara multitasking memberikan penurunan pada hasil yang
didapatkan. Jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap working memory.
Dengan demikian, jenis pekerjaan multitasking dapat memberikan pengaruh buruk
pada working memory mahasiswa, yakni waktu pengerjaan (durasi pilihan ganda) dan
akurasi (nilai pilihan ganda dan akurasi visual). Akan tetapi jenis kelamin tidak memberikan
pengaruh terhadap pengukuran working memory serta tidak terdapat interaksi antara jenis
kelamin dan jenis pekerjaan, sehingga pria dan wanita cenderung memberikan hasil yang
sama dalam menggunakan working memory secara single tasking dan multitasking.