Pengembangan workspace ergonomis untuk digital artist

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hariandja, Johanna Renny Octavia
dc.contributor.author Sanata, Ivana
dc.date.accessioned 2024-03-22T06:23:48Z
dc.date.available 2024-03-22T06:23:48Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp44436
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/16985
dc.description 6226 - FTI en_US
dc.description.abstract Peningkatan dari minat masyarakat menjadi digital artist dapat dilihat dari peningkatan mahasiswa Desain Komunikasi Visual dari 126 mahasiswa pada tahun 2007 menjadi 1080 mahasiswa pada tahun 2009. Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa digital artist adalah profesi yang bergengsi pada industri kreatif. Akan tetapi, walaupun profesi digital artist terus berkembang, tidak ditemukan penelitian ataupun perancangan workspace yang ergonomis untuk digunakan. Kursi dan meja yang biasa digunakan oleh digital artist adalah kursi dan meja yang dirancang untuk pekerja kantoran atau untuk gaming karena tidak ditemukan produk khusus untuk digital artist. Hal ini menyebabkan kemungkinan digital artist untuk mengalami cedera seperti carpal tunnel syndrome lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja kantoran yang sudah banyak penelitian dan produk khususnya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk melakukan pengembangan workspace ergonomis untuk digital artist. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Hasil skor akhir dari evaluasi RULA mendapatkan ratarata nilai 6,2 yang menunjukkan resiko terjadinya gangguan sistem otot-rangka tinggi dan perlu dilakukan perubahan segera. Pengembangan workspace dilakukan dengan menggunakan metode perancangan produk oleh Ulrich dan Eppinger. Identifikasi kebutuhan, spesifikasi produk, pembuatan konsep produk, dan pemilihan konsep produk dilakukan sebagai tahap dari perancangan workspace. Pembuatan prototype dan simulasi manusia dilakukan dengan menggunakan Solidworks. Pengembangan workspace menghasilkan guideline dan pengembangan meja dan kursi untuk digital artist dengan ukuran yang sesuai dengan antropometri yang ditetapkan. Evaluasi hasil dari pengembangan workspace dilakukan dengan menggunakan RULA. Skor RULA yang didapatkan dari evaluasi hasil pengembangan workspace adalah 3 yang berarti resiko terjadinya gangguan sistem otot-rangka rendah. Dari hasil skor RULA yang didapatkan, diketahui bahwa dengan menggunakan workspace yang sudah dikembangkan, kemungkinan untuk mengalami cedera akan menurun. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.title Pengembangan workspace ergonomis untuk digital artist en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6131801134
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0411107801
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI613#Teknik Industri


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account