Abstract:
Pada zaman yang semakin berkembang perusahaan perlu menentukan strategi
yang mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan. Strategi tersebut dapat
dihasilkan apabila perusahaan terlebih dahulu mengetahui kondisi dan performansi dari
perusahaan. Kondisi dan performansi perusahaan dapat diukur dengan dilakukannya
pengukuran kinerja. PT. Adyawinsa Stamping Industries (PT. ASI) merupakan perusahaan
yang bergerak di industri manufaktur terutama di bidang stamping. Munculnya
perusahaan-perusahaan baru serupa mendorong PT. ASI untuk menciptakan strategi yang
mumpuni agar dapat bersaing di pasaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PT. ASI
harus memiliki pengukuran kinerja yang mumpuni dan menyeluruh. Berdasarkan
permasalahan yang telah dijabarkan, dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk
merancang pengukuran kinerja yang mumpuni dan menyeluruh bagi PT. ASI.
Perancangan pengukuran kinerja tersebut dilakukan dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard. Metode tersebut dipilih karena dinilai mampu menghasilkan
pengukuran kinerja yang komprehensif dan menggambungkan pengukuran finansial dan
non.
Tahapan awal penelitian ini dilakukan dengan perumusan strategi perusahaan.
Perumusan strategi terdiri dari analisis visi, misi, dan strategi perusahaan. Selain itu
dilakukan juga analisis SWOT untuk mengetahui kondisi awal perusahaan. Hasil
perumusan strategi tersebut kemudian digunakan untuk merancang Balanced Scorecard
dengan detail sebagai berikut: objective strategy, strategy map, ukuran kinerja, target,
bobot, dan strategy initiative. Proses perancangan tersebut dilakukan dengan wawancara
dan observasi langsung dengan pihak manajemen perusahaan. Analisis kondisi dan data
historis perusahaan juga dilakukan untuk membantu proses perancangan. Hasil rancangan
Balanced Scorcard yang dihasilkan menyusun perspektif Balanced Scorecard dimulai dari
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, kemudian perspektif bisnis internal, lalu
perspektif pelanggan, dan berakhir di perspektif keuangan. Bobot pengukuran yang dimiliki
setiap perspektif adalah 30% untuk perspektif keuangan dan pelanggan, serta 20% untuk
perspektif bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran.