Abstract:
Dewasa ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan
untuk tetap bersaing memenuhi permintaan konsumen dengan waktu yang
sesingkat mungkin dan ketersediaan barang saat permintaan tiba. CV. X
merupakan perusahaan distributor yang berada di kota Bandung dengan bisnis
distribusi daging sapi beku. Permintaan konsumen yang tidak tetap membuat CV.X
kerap mengalami permasalahan pada persediaan produk. Saat ini CV. X belum
memiliki sistem persediaan yang menangani persediaannya. Keputusan untuk
memesan kepada pemasok hanya berasal dari pemilik perusahaan yang dilakukan
hanya berdasarkan intuisi dan pengalaman pemilik tanpa menggunakan sistem
persediaan tertentu sehingga kerap terjadi overstock dan stockout pada
persediaan.
Penelitian dilakukan terhadap 7 produk daging sapi beku yaitu Cuberoll
WM, Sirloin WM, Tenderloin WM, Sirloin WM Grade-A, Cuberoll WM Grade-A,
Saikoro, dan Slice WM. Manajemen persediaan yang diusulkan berupa sistem
persediaan dengan metode T dengan parameter interval pemesanan dan
persediaan maksimum. Perhitungan metode T dilakukan dengan cara melakukan
iterasi dengan penambahan nilai T sebesar 0,01 hingga mendapatkan nilai T yang
memberikan expected total cost atau total biaya persediaan yang paling minimum.
Usulan sistem persediaan yang diberikan dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan berupa pemesanan produk dengan metode T dilakukan dengan joint
order terhadap 7 produk yang diteliti. Metode T dengan joint order memberikan
hasil peluang terjadinya stockout dibawah 1% dan expected total cost yang
minimum sebesar Rp Rp 57.671.779,55 dengan interval waktu pemesanan selama
13 hari dengan banyak produk yang dipesan bergantung pada tingkat persediaan
saat dilakukan pemesanan.