Abstract:
Pada tahun 2021 diketahui sampah yang tidak terkelola sebesar 35.19% dan jika
dibiarkan terus menerus maka diperkirakan pada tahun 2025 dapat meningkat hingga
70%. Terdapat berbagai macam jenis sampah namun limbah pangan (food waste)
merupakan penghasil sampah tertinggi. Jika dibandingkan limbah pangan (food waste)
dengan kehilangan (food loss), limbah pangan (food waste) mengalami kenaikan dan
kehilangan pangan (food loss) mengalami penurunan. Limbah pangan (food waste) ini
memberikan dampak yang negatif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi sehingga tidak
dapat dibiarkan terus menerus. Limbah pangan (food waste) dapat dari berbagai sumber
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, daging, umbi-umbian dan lain-lain. Namun
secara global salah satu limbah pangan (food waste) yang paling besar buah-buahan.
Buah-buahan sendiri juga terdiri dari berbagai macam buah namun peneliti memilih buah
durian. Buah durian dipilih karena jumlah produksinya yang tinggi di Indonesia dan proporsi
buah yang dapat dimakan pada buah durian hanya 20-35% sedangkan kulit durian yang
berpotensi terbuang memiliki proporsi 60-75%. Kulit durian yang berpotensi terbuang
tersebut memiliki banyak kandungan bermanfaat yang dapat diolah menjadi sebuah
produk dan tidak berakhir menjadi limbah pangan (food waste).
Metodologi design thinking digunakan untuk menunjang pedagang durian untuk
mengolah kulit durian sehingga tidak berakhir menjadi limbah pangan (food waste).
Pedagang durian merupakan salah satu pihak yang berpotensi membuang kulit durian
dalam kuantitas yang besar. Metodologi ini terdiri dari 6 tahap yaitu tahap memahami
(understand), mengamati (observe), menentukan sudut pandang (define), ideasi solusi
(ideate), pembuatan prototipe (prototype) dan pengujian (test).
Hasil penelitian ini merupakan sebuah sistem yang di dalamnya mencakup dua hal
yaitu edukasi mengenai pengolahan kulit durian dan pengolahan kembali kulit durian.
Sistem tersebut diwujudkan dalam sebuah organisasi yang Bernama “OlahYuk”. Edukasi
pengolahan kulit durian melalui poster yang terdapat alasan mengolah kulit durian dan
proses pengolahannya. Edukasi ini diharapkan dapat mengajak pedagang durian untuk
mengolah kulit durian kembali namun untuk pedagang durian yang memiliki keterbatasan
waktu dapat memberikannya kepada organisasi. Organisasi akan menyediakan layanan
setor kulit durian lalu organisasi akan mengolah kulit durian dan menjualkannya kembali.
Organisasi juga akan menerima produk yang diolah oleh pedagang durian.