Abstract:
Makanan merupakan kebutuhan pokok tertinggi, pada tahun 2019 tercatat ratab - rata
penduduk Indonesia mengeluarkan 49,51% pendapatannya untuk konsumsi produk
makanan. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020 penduduk Kota
Magelang memiliki rata-rata pengeluaran 40,43% untuk produk makanan di Kota
Magelang. Angkringan Mas Didot merupakan rumah makan yang menjual baik makanan
maupun minuman. Pertumbuhan bisnis kuliner yang ketat mengharuskan penyedia jasa
untuk terus bersaing. Angkringan Mas Didot kesulitan untuk memenuhi target penjualan,
karena belum memiliki cara untuk membuat konsumen berminat membeli. Berdasarkan
wawancara dan studi literatur, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi minat beli.
Penelitian diawali dengan penentuan variabel serta indikator yang dapat memengaruhi
minat beli. Variabel yang digunakan antara lain adalah Kualitas Produk (KP), Kualitas
Layanan (KL), Harga (HR), Atmosfer (AT), Kebersihan (KB), Lokasi (LK), Word of Mouth
(WOM), dan Media Sosial (MS). Lalu dilakukan pembuatan dan proses penyebaran
kuesioner. Melalui hasil kuesioner, data dilakukan pengujian model menggunakan
metode Structural Equation Modeling – Partial Least Square (PLS-SEM) dan menunjukkan
hasil valid serta reliabel. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel
yang berpengaruh terhadap minat beli, yaitu Kualitas Produk, Kualitas Layanan,
Kebersihan, Lokasi, dan Word of Mouth. Berdasarkan Importance - Performance Map
Analysis (IPMA), prioritas perbaikan diberikan untuk variabel KL, KB, dan KP. Terdapat
beberapa usulan perbaikan yang direkomendasikan untuk Angkringan Mas Didot, dan
sudah diterima oleh pihak Angkringan Mas Didot.