Abstract:
Jenis stimulan bunyi pada radio seperti musik lirik, instrumen, dan talkshow
memiliki kapabilitas dalam mengurangi kantuk ketika berkendara. Namun, belum terdapat
penelitian yang meneliti besar pengaruh antara ketiga jenis stimulan bunyi tersebut secara
bersamaan ketika berkendara di kondisi monoton dan kekurangan tidur. Meski demikian,
beberapa penelitian mengungkapkan ketiga jenis stimulan bunyi dapat mempertahankan
kantuk pengemudi ketika berkendara. Tetapi, penelitian sebelumnya belum menjelaskan
jenis stimulan bunyi yang sebaiknya diberikan ketika berkendara dalam kondisi monoton
dan kekurangan tidur.
Penelitian melibatkan 12 pria (21 - 22 tahun) yang kekurangan tidur, berkendara
dengan simulator mobil selama 90 menit di kondisi monoton. Pengukuran gelombang otak
dilakukan selama berkendara untuk mengukur tingkat kantuk dengan
Electroencephalogram (EEG). Sementara itu, PC-PVT 2.0 digunakan untuk mengukur
kewaspadaan saat sebelum dan sesudah berkendara dengan indikator perubahan %mean
RT, %mean 1/RT, dan %minor lapse. Uji pengaruh yang digunakan adalah one-way
repeated measures ANOVA.
Hasil ANOVA menunjukkan stimulan bunyi berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kantuk (p-value < 0,010). Tetapi, jenis stimulan bunyi tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan %mean RT (p-value = 0,115), %mean 1/RT (p-value = 0,168),
dan %minor lapse (p-value = 0,765). Uji berpasangan antara musik lirik dengan musik
instrumen dan talkshow berbeda signifikan terhadap tingkat kantuk (p-value < 0,010).
Sementara itu, uji berpasangan antara instrumen dan talkshow tidak berbeda signifikan
terhadap tingkat kantuk (p-value = 1,000).
Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa musik lirik merupakan stimulan
yang sebaiknya diberikan untuk mengurangi kantuk selama berkendara di kondisi monoton
dan kekurangan tidur. Hasil tersebut lebih baik dampaknya dibandingkan dengan musik
instrumen dan talkshow.