Abstract:
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang cukup penting
dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terlebih pada masa pandemi ini. Pertumbuhan
UMKM di Kota Bandung terbilang cukup pesat, yang mana mendukung dalam
pengembalian kondisi ekonomi. Pada masa pandemi ini dapat dikatakan cukup
mempengaruhi penjualan UMKM, yang berujung pada penurunan penghasilan.
Berkurangnya pemasukan, menjadikan perubahan segi kemasan dengan pemakaian
kemasan plastik sebuah alternatif untuk memberikan profit yang lebih. Seiring dengan
pertumbuhan UMKM yang kian menjamur, menjadikan meningkatnya sampah plastik yang
berakibat pada pencemaran lingkungan.
Berdasarkan penelitian, sebanyak 64% konsumen di Indonesia sudah menyadari
betapa pentingnya penggunaan kemasan ramah lingkungan. Hal tersebut menjadikan
penggunaan kemasan ramah lingkungan sebuah tren yang sudah mulai diterapkan oleh
konsumen-konsumen di Indonesia, khususnya Bandung. Dengan begitu, UMKM yang
menerapkan konsep eco-friendly dapat menarik konsumen-konsumen yang sudah
menerapkan dan sadar akan pentingnya penggunaan green product (produk ramah
lingkungan).
Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan implementasi model bisnis
ramah lingkungan pada Café 118 Bandung. Perancangan dengan melakukan pemetaan
Green Business Model Canvas, analisis SWOT, dan analisis PESTEL dilakukan untuk
dapat diimplementasikan pada Café 118. Implementasi model bisnis yang dirancang
dibandingkan untuk mengetahui apakah green business model yang dirancang
memberikan dampak yang baik bagi lingkungan atau tidak.
Pemetaaan BMC, analisis SWOT, dan PESTEL, dapat menunjukkan bahwa
model bisnis Café 118 banyak yang merugikan lingkungan. Hal tersebut menunjukkan juga
bahwa perancangan model bisnis baru dengan menerapkan Green Bussiness Model
Canvas dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Implementasi yang telah
dilakukan dari green bisnis model yang baru ini juga dinilai sudah memberikan dampak
yang baik berdasarkan presepsi konsumen.