Abstract:
Saat ini banyak coffee roaster telah berkembang menjadi smart coffee roaster.
Pada pengembangan smart coffee roaster ini dilakukan pada purwarupa coffee roaster dari
BRIN yang memiliki spesifikasi yaitu kapasitas drum 3 kilogram, menggunakan bahan
bakar gas, dan memiliki sensor suhu. Dimensi purwarupa saat ini cukup besar untuk dapat
dipindahkan untuk UMKM maupun untuk penggunaan pribadi. Adanya perubahan
kapasitas drum dari 3 kilogram menjadi 250 gram akan berpengaruh kepada desain
purwarupa. Dengan adanya perubahan kapasitas maka perlu adanya usulan desain
pembaruan sehingga usulan desain pembaruan diharapkan dapat mengakomodasi
kapasitas 250 gram dengan komponen lainnya untuk UMKM maupun penggunaan pribadi.
Selain perubahan kapasitas, perlu adanya usulan pembaruan desain karena saat ini coffee
roaster tidak dapat memberikan hasil roasting yang uniform. Purwarupa tidak dapat
memberikan akurasi yang tepat terhadap tingkat kematangan kopi dan tidak dapat
memberikan tingkat kematangan yang diharapkan berulang kali atau tidak konsisten.
Untuk mengatasi masalah ini, maka digunakan metode arsitektur produk.
Arsitektur produk dapat meninjau coffee roaster mengacu pada elemen-elemen fungsional
dengan bentuk fisik coffee roaster. Fokus pembaruan hanya pada desain sehingga perlu
melakukan identifikasi purwarupa yaitu identifikasi komponen-komponen dan identifikasi
proses roasting. Empat tahap pada arsitektur produk yaitu membuat skema produk,
membuat cluster skema produk, identifikasi incidental interactions, dan membuat
geometric layout.
Berdasarkan perancangan dengan metode arsitektur produk, didapatkan usulan
pembaruan desain coffee roaster. Roaster akan tetap menggunakan bahan bakar gas
dengan beberapa perubahan seperti perubahan dimensi serta penempatan komponen
tertentu untuk mencegah incidental interactions yang ada maupun yang baru.