Abstract:
Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan keuangan untuk membuat kehidupan yang lebih
baik di masa mendatang dan tren untuk berinvestasi dapat dikatakan cukup melonjak di kalangan
masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Namun, dibalik investasi yang terdengar cukup
mudah untuk mendapatkan penghasilan, banyak masyarakat juga ditipu dengan menitipkan dana
kepada orang lain karena tidak paham cara mengelola investasi tersebut. Hal ini menimbulkan
risiko dimana masyarakat yang menitipkan dana dapat mengalami penipuan dan kehilangan
keseluruhan uangnya. Janji atau iming-iming dari titip dana dimulai dengan memberikan
tawaran keuntungan besar pada calon investornya dan menjanjikan bonus kepada anggota baru.
Maka dari itu, salah satu model sederhana yang dapat membantu investor untuk mendapatkan
keuntungan pada investasi saham adalah dengan menggunakan model indeks tunggal untuk
membentuk sebuah portofolio saham. Pada penelitian ini akan dibentuk portofolio dengan
menggunakan model indeks tunggal dan kinerjanya akan diuji menggunakan rasio Sharpe. Setelah
portofolio terbentuk, selanjutnya akan dikelola dengan penyesuaian ulang (rebalancing). Proses
rebalancing dilakukan berdasarkan prediksi apakah kondisi indeks LQ45 turun atau naik. Jika
hasil prediksi menyatakan naik, maka tidak dilakukan rebalancing. Regresi Logistik digunakan
untuk memprediksi kondisi indeks LQ45 dengan variabel bebasnya adalah indikator-indikator
teknikal. Terdapat lima indikator yang dipakai, yaitu Simple Moving Average (SMA), Average
Directional Index (ADX), Relatives Strength Index (RSI), Rate of Change (ROC), dan Ease of
Movement (EMV). Terakhir, portofolio yang dikelola dengan rebalancing akan dibandingkan
dengan portofolio tidak di-rebalancing. Dari hasil penelitian, portofolio dengan rebalancing
memberikan hasil yang lebih baik.