dc.description.abstract |
Yogyakarta merupakan sistem pemerintahan monarchy yang secara historis dan filosofis, nilai-nilai dasarnya telah diletakkan dan disusun oleh Sultan Hamengku Buwono I yang terdapat pada Perda DIY yang mengandung Tata Nilai Budaya Yogyakarta. Tata nilai ini merupakan hierarki yang harus dijadikan orientasi, referensi, inspirasi masyarakat berperilaku dan bagi perancangan kedepannya. Dimulai dari wujud fisik dan penamaan bangunan beserta ornamennya,jenis tanaman, hingga hal yang lebih temporer seperti perabot jalan, dll.
Pembangunan perguruan tinggi pada sekitar kawasan penelitian dinilai menjadi sebuah variabel pendukung pesatnya pertambahan jumlah penduduk. Hal ini pastinya akan didukung dengan munculnya sarana-sarana pendukung kegiatan kampus seperti rumah-rumah pondokan, copy center, warung-warung makan, wamet dan lainnya. Ditambah lagi pembangunan ini tentu tidak hanya satu perguruan tinggi saja, melainkan lebih dari lima
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai historis yang terdapat pada elemen penanda simbolik yang terletak pada simpul-simpul penting Kota Wonosari menggunakan metoda kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan visual. Pengamatan ini kemudian akan ditinjau dari prinsip desain (ekspresi, besaran, struktur, fungsi dan kesatuan), teori estetika lingkungan perkotaan, teori townscape dan teori simbolisasi baik universal maupun simbol locus DIY. Observasi objek menggunakan metode serial vision pada kawasan objek yang dibagi menjadi beberapa segmen dan fragmen. Metode penelitian dengan menggunakan skala semantik dan pemberian bobot pada aspek-aspek prinsip desain yang ada pada tiap elemen penanda simbolik.
Pada penelitian ini, ditemukan hasil bahwa mayoritas elemen penanda simbolik pada ruang simpul kota belum dapat menyampaikan perannya yang seharusnya. Simbol kultural ditemukan dalam beberapa titik namun beberapa diantaranya memiliki tingkat eksistensi yang buruk sehingga tidak dapat menyampaikan makna kulturalnya dengan maksimal. Di titik lain, simbol yang ditemukan tidak lagi mengacu ke local content DIY. Hal ini membuat tergesernya nilai-nilai lokal ke nilai modernitas. Hasil dari penelitian ini mengangkat fakta-fakta yang ada di lapangan dan diharapkan menjadi acuan bagi penelitian yang baru untuk lebih dikembangkan dan menjadi sumber ilmu pengetahuan baru bagi pembaca terkait ilmu tentang estetika perkotaan. |
en_US |