dc.description.abstract |
Pada jaman modern ini, penggunaan sumber bahan bakar untuk keperluan industri dan teknologi semakin meningkat. Sumber bahan bakar tak terbaharui lama kelamaan kian menipis dan akan habis dalam beberapa tahun mendatang. Hasil pencemaran yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil juga cenderung tinggi. Paris Agreement merupakan salah satu perjanjian antar negara yang membahas dampak bahaya dari bahan bakar fosil terhadap lingkungan. Dari perjanjian ini telah disetujui oleh banyak negara untuk mulai meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke bahan bakar terbaharui. Oleh sebab itu, penelitian untuk pengolahan bahan bakar terbaharui menjadi sumber bahan bakar perlu dilakukan untuk memaksimalkan produk yang dihasilkan.
Indonesia kaya akan sumber bahan bakar terbaharui. Salah satu sumber dari bahan bakar terbaharui adalah minyak nabati. Minyak nabati memiliki struktur yang serupa dengan bahan bakar fosil dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan ini dapat dilakukan melalui proses hydrotreating. Penggunaan minyak nabati non-pangan seperti minyak biji kapok tidak akan mengganggu stabilitas pangan. Minyak biji kapok diolah dengan metode hydrotreating yang terdiiri dari 2 tahap yaitu, hidrogenasi dan deoksigenasi. Dari proses hydrotreating ini akan dihasilkan karbon rantai panjang yang dapat digunakan sebagai green diesel.
Percobaan diawali dengan preparasi katalis Gamma-Alumina dengan sequential impregnation yang diawali dengan impregnasi Mo kemudian Ni dalam variasi rasio yang telah ditetapkan. Setelah proses preparasi katalis, dilanjutkan dengan proses sulfidasi untuk meingkatkan keaktifan katalis. Katalis yang telah siap dimasukan kedalam reaktor bersama minyak biji kapok. Proses hydrotreating dilakukan pada suhu 235°C dan tekanan 35 bar selama 2 jam; 335°C dan tekanan 50 bar selama 4 jam. Proses dilakukan selama 6 jam yang terdiri dari 2 jam hidrogenasi dan 4 jam deoksigenasi. Hasil minyak dari proses hydrotreating kemudian disentrifugasi pada 6000 rpm selama 20 menit. Produk yang dihasilkan kemudian dianalisa secara kualitatif yang meliputi : GC-MS, FTIR, Uji Besson, HRTEM, XRD, Uji bilangan cetane dan secara kuantitatif meliputi : SEM-EDS, BET, konversi, analisa karbon, penentuan bilangan iodium, pengukuran viskositas, pengukuran densitas, titrasi dengan Reagan durbetaki, dan C02trap.
Hasil dari penelitian menunjukan variasi katalis Ni:Mo 0.35 dengan perbandingan promotor P danK 0.5 memberikan hasil hydrotreating yang paling baik dengan konversi mencapai 96,59%. |
en_US |