Abstract:
Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada tanaman rimpang seperti kunyit, temulawak dll. Di Indonesia, kurkumin biasanya diolah dalam bentuk jamu. Kurkumin memiliki berbagai manfaat lmtuk diantaranya sebagai antioksidan, anti-inflamasi, dan juga dapat menekan pertumbuhan set kanker di dalam tubuh manusia. Selain itu, kurkumin seringkali dimanfaatkan sebagai bahan aditif pada makanan, khususnya sebagai bahan pewarna. Namun manfaat yang begitu banyak dari kud umin kurang dapat dirasakan oleh manusia karena kelarutan kurkumin yang kecil di dalam air dan mudah terdegradasi oleh pH dan cahaya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi kekurangan yang dimiliki kurkumin adalah metode kristalisasi.
Pada penelitian ini, proses kristalisasi dilakukan pada senyawa kurkumin dan koformer xylitol. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu penentuan kondisi optimum kristalisasi xylitol, proses kristalisasi kurkumin dengan xylitol, dan tahap analisis kokristal kurkumin-xylitol. Variasi yang dilakukan pada tahap penentuan kondisi optimum adalah rasio massa aquades-xylito/.Rasio massa aquades-xylitol yang didapatkan pada tahap penentuan kondisi optimum adalah 1:15. Proses kristalisasi kurkumin dilakukan dengan prosedur yang sama seperti tahap penentuan kondisi optimum dengan variasi rasio massa kurkumin-xylitol sebesar 1:100, 1:300, 1:500, dan 1:700. Analisis yang dilakukan terhadap kokristal yang dihasilkan adalah analisis kelarutan kurkumin dalam kokristal, analisis kadar kurkumin dalam kokristal, analisis yield kokristal, analisis pengaruh rasio massa kurkumin-xylitol terhadap nilai kelarutan, analisis ikatan yang terbentuk pada kokristal dengan menggunakan FTIR, dan analisis morfologi kokristal dengan menggunakan SEM.
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kelarutan kurkumin dalam air meningkat hingga 285x dengan rasio massa kurkumin-xylitol sebesar 1:500. Kesimpulan lain yang didapatkan adalah semakin besar rasio massa kurkumin-xylitol maka nilai kelarutan kurkumin di dalam air semakin besar. Semakin besar rasio massa kurkumin-xylitol maka kadar kurkumin dalam kokristal semakin kecil. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa proses kristalisasi berpengaruh terhadap peningkatan stabilitas kurkumin terhadap pH dan cahaya. Dari analisis yang dilakukan pada kokristal dengan menggunakan ,TIR terdapat ikatan O-H pada panjang gelombang 3400 cm-1-3624,25 cm- 1 yang membantu peningkatan nilai kelarutan pada kurkumin. Analisis morfologi kokristal dengan menggunakan SEM menunjukan bahwa kokristal memiliki bentuk yang tidak seragam dan menyerupai senyawa xylitol.