Abstract:
Gula merupakan salah satu bahan pangan pokok kebutuhan masyarakat Indonesia. Konsumsi gula di Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan kebutuhan gula di Indonesia tidak diimbangi dengan naiknya produksi gula tebu dalam negeri. Hal ini menyebabkan pemerintah memilih opsi impor gula tebu untuk memenuhi permintaan yang ada. Nilai kalori yang rendah dan harga yang murah membuat pemanis buatan menjadi diminati oleh industri makanan dan minuman. Konsumsi pemanis buatan dapat memicu timbulnya penyakit apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Di tengah permasalahan jumlah impor gula yang terus naik dan peredaran pemanis buatan di Indonesia, pemanis stevia dapat dijadikan sebagai jawaban dari permasalahan diatas. Kandungan steviosida dan rebaudiosida A di dalam daun stevia membuat pemanis stevia memiliki rasa manis yang tinggi, tetapi tetap rendah kalori. Dari segi keamanan, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menyatakan bahwa steviosida dan rebaudiosida A yang berada di dalam pemanis stevia dapat digolongkan sebagai produk yang aman.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstraksi maserasi untuk mendapatkan crude glikosida dari daun stevia dan menggunakan resin makropori untuk separasi steviosida dan rebaudiosida A. Penelitian ini dimulai dengan memberikan perlakuan awal terhadap daun stevia, yaitu pengeringan dan pengecilan ukuran daun yang kemudian dilakukan penyeragaman ukuran daun stevia dengan mesh. Daun stevia yang sudah dikecilkan kemudian diekstrak menggunakan ekstraktor batch. Ekstrak yang didapatkan kemudian akan dilakukan proses separasi steviosida dan rebaudiosida A menggunakan resin makropori yaitu Lewatit S80. Terdapat dua proses untuk separasi steviosida dan rebaudiosida A, yaitu proses batch dan proses kontinu. Terdapat dua variasi daun stevia yaitu stevia yang dibudidayakan di Unpar (daun A) dan Jawa Tengah (daun B). Variasi pengenceran ekstrak yang dilakukan adalah tanpa pengenceran, pengenceran 5 kali, 10 kali, 25 kali, dan 50 kali. Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa gula total menggunakan metode Anthrone, analisa kandungan steviosida dan rebaudiosida A menggunakan HPLC, analisis kekeruhan menggunakan turbidimeter, analisis warna menggunakan colorimeter, dan analisis gravimetri.
Hasil penelitian menggunakan analisis gula total, analisis kekeruhan, dan analisis warna menunjukkan bahwa daun A memiliki glikosida Lebih banyak bila dibandingkan dengan daun B. Hasil penelitian menggunakan HPLC menunjukkan bahwa daun A akan memberikan % pemisahan steviosida dan rebaudiosida A yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan daun B. Sedangkan separasi menggunakan metode batch akan menghasilkan % pemisahan steviosida dan rebaudiosida A yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode kontinu. Pada variasi pengenceran, semakin besar pengenceran maka semakin tinggi % pemisahan steviosida dan rebaudiosida A dan pada penelitian ini pengenceran 50 kali memberikan% pemisahan steviosida dan rebaudiosida A paling tinggi.