Abstract:
Beton merupakan salah satu material konstruksi yang telah umum digunakan di Indonesia. Pada umumnya, beton menggunakan semen Portland sebagai bahan pengikat, akan tetapi dalam proses produksi semen Portland tersebut terjadi emisi CO2 ke atmosfir yang mengakibatkan pemanasan global. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu mengganti semen Portland dengan menggunakan material pozzolanik. Slag feronikel merupakan material pozzolanik yang berasal dari limbah industri dari proses peleburan bijih nikel. Slag feronikel dapat diaktifkan menggunakan alkali aktivator sehingga menghasilkan ikatan polimer yang kuat. Agregat buatan lumpur Sidoarjo yang telah diteliti dan dikembangkan oleh Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman akan dimanfaatkan pada penelitian ini. Penggunaan agregat berbahan dasar lumpur Sidoarjo bertujuan untuk mengurangi massa dari beton itu sendiri tanpa mempengaruhi kekuatan beton secara signifikan. Pada studi eksperimental ini, beton dibuat tanpa menggunakan semen, bahan pengikatnya seluruhnya menggunakan slag feronikel yang diaktifkan menggunakan larutan Sodium Hidroksida dan larutan Sodium Silikat. Variasi penggantian agregat halus berbahan dasar lumpur Sidoarjo yaitu sebesar 0%, 10%, dan 20%. Parameter pengujian yang ditinjau dari beton alkali-activated slag untuk masing-masing variasi adalah kuat tekan dan kuat tarik belah. Pengujian kuat tekan dilakukan pada hari ke 7, 14 dan 28 dengan benda uji silinder berdimensi 100 mm × 200 mm. Pengujian kuat tarik belah dilakukan pada hari ke 28 dengan benda uji silinder berdimensi 100 mm × 200 mm. Berdasarkan hasil pengujian, berat isi rata-rata pada variasi 0%, 10%, dan 20% masing-masing sebesar 2258,91 kg/m3, 2215,80 kg/m3, dan 2142,05 kg/m3. Kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari didapatkan pada variasi 0%, 10%, dan 20% masing-masing sebesar 20,35 MPa, 19,67 MPa, dan 18,20 MPa. Kuat tarik belah rata-rata pada umur 28 hari pada variasi 0%, 10%, dan 20% masing-masing sebesar 1,86 MPa, 1,51 MPa, dan 1,22 MPa. Terjadi penurunan kuat tekan umur 28 hari pada variasi 10% dan 20% sebesar 3,34% dan 10,57%, sedangkan penurunan kuat tarik belah umur 28 hari pada variasi 10% dan 20% sebesar 18,82% dan 34,41%.