dc.description.abstract |
Salah satu perusahaan industri penerbangan dan dirgantara di dalam negeri,
antara lain PT Dirgantara Indonesia (Persero). Saat ini sedang menghadapi masalah
perbedaan waktu aktual dengan waktu standar dalam proses produksi Flaperon
Vane pada pesawat N219, yang berdampak pada keterlambatan pengiriman pesanan
kepada konsumen. Masalah ini disebabkan oleh keterlambatan pengiriman part dari
supplier dan kegagalan dalam menjalankan program produksi secara konsisten.
Selain itu, human error juga mempengaruhi kualitas dan waktu produksi. Tujuan
penelitian ini adalah mencari solusi untuk mengatasi perbedaan waktu aktual
dengan waktu standar, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kecepatan,
fleksibilitas, dan kepercayaan konsumen. Dengan mendukung permasalahan diatas, penulis menggunakan studi literatur yang menyatakan bahwa flowchart adalah penggambaran dari langkahlangkah dan urutan prosedur dalam suatu program. Lean manufacturing mempelajari aliran pekerjaan atau tugas dari tahap perancangan hingga produk diterima oleh konsumen, dengan tujuan untuk menghindari pemborosan. Waste merujuk pada segala bentuk kegiatan kerja yang tidak memberikan nilai tambah
selama proses produksi sesuai dengan peta aliran nilai. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah observasi, wawancara tidak terstruktur, wawancara terstruktur, dan studi literatur. Populasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Divisi Component Assembly (CA) di PT. Dirgantara Indonesia. Lalu, Penulis menggunakan teknik pengambilan non-probability sampling jenis convenience. Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis menggunakan flowchart dan Waste Assessment Model (WAM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Perbedaan waktu aktual dengan standar, yaitu 41.973 jam setara dengan 5 hari dan perbedaan waktu tersebut mengakibatkan waste yang berdampak pada penambahan biaya operasional. (2) diketahui 3 waste yang paling dominan dari proses produksi Flaperon Vane adalah Waste Inventory (20,26%), Waste Overproduction (18,81%), dan Waste Motion (18,18%). |
en_US |