Abstract:
Museum adalah bangunan berfungsi sebagai tempat rekreasi serta edukasi, yang mengandung pameran layak mendapat perhatian dari publik; seperti peninggalan sejarah, seni budaya, dan ilmu pengetahuan. Untuk beberapa tahun terakhir, peminat museum semakin berkurang terutama pada Museum Tekstil di Jakarta. Tidak hanya karena pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020, bahkan beberapa tahun sebelumnya mengatakan bahwa museum ini tidak banyak yang kunjungi. Museum Tekstil terlihat sepi pengunjung, sehingga memberikan kesan bahwa museum ini tidak menarik perhatian orang. Dari kondisinya sekarang dan penggunaan tekstil dari seluruh Indonesia sebagai objek pamer utamanya, Museum Tekstil menarik untuk diteliti.
Pencahayaan buatan adalah salah satu elemen arsitektural yang paling penting. Pencahayaan buatan bermanfaat untuk memberikan makna hingga suasana kepada ruang dari segala fungsi yang berbeda. Dalam fungsi ruang museum, pencahayaan buatan merupakan salah satu aspek yang paling utama baik dari segi fungsional atau dari arsitektural. Mengamati suatu objek pajang dalam museum tentunya harus didukung oleh pencahayaan buatan, namun apakah pencahayaan buatan dalam museum
hanya sebatas untuk menyinari koleksi pameran? Penelitian ini membahas mengenai peran pencahayaan buatan dan dampaknya kepada meningkatkan daya tarik ruang dan objek eksibisi, terutama pada Museum Tekstil. Melalui metode penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara pengukuran pada objek eksisting dan kaitkan ke standar yang ditentukan. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan dan membagikan kuesioner untuk memperkuat hasil yang didapatkan dari analisis. Teori yang dikaitkan dengan ruang ada tiga aspek, yaitu sistem
pencahayaan buatan dalam museum, kontrol dan distribusi cahaya, serta mood lighting. Sedangkan teoriteori yang dikaitkan pada objek adalah kontras cahaya, accent lighting, dan damage factor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pencahayaan buatan terhadap daya tarik ruang dan objek
eksibisi, serta bagaimana pencahayaan buatan dapat membangun suatu interaksi antar pengunjung dan objek pamer. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya tarik pada ruang adalah suasana ruang yang dibangun oleh pencahayaan buatan. Hal tersebut berkaitan dengan jenis pencahayaan, kontrol dan distribusi, pemilihan color temperature, pengaturan intensitas dan kontras cahaya, serta durasi pencahayaan. Untuk daya tarik objek, daya tarik yang paling kuat datang dari kaitannya dengan accent lighting. Jika efek dari accent lighting yang ditampilkan sesuai dengan standar, akan setidaknya menarik perhatian pengunjung dan objek akan berpenampilan indah. Sedangkan daya tarik ruang berkait kuat dengan mood lighting. Pencahayaan buatan pada eksibisi tentunya bisa berdampak kepada daya tarik eksibisi, namun hal tersebut hanya bisa terjadi secara positif apabila perancangan pencahayaan buatan dilakukan menyesuaikan dengan standar atau keinginan dari museum.