dc.description.abstract |
Pembuatan produk tekstil tidak lepas dari peranan pewarna yang digunakan untuk
menambah keindahan pada produk. Pewarna yang biasa digunakan adalah pewarna sintetis yang limbahnya dapat memberikan dampak negatif untuk masyarakat maupun lingkungan. Maka dari itu diperlukan suatu bahan baku alternatif yang lebih aman, salah satunya dengan cara menggunakan pewarna dari bahan alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah biji kesumba keiling (Bixa orellana) yang mengandung bixin dan norbixin sebagai zat warnanya. Namun perlu diakui, hasil dari pewarna sintetis lebih baik jika dibandingkan dengan pewarna alami yang memiliki ketahanan warna yang rendah. Maka dari itu perlu dilakukannya proses tambahan untuk mengatasi kekurangan tersebut, seperti kationisasi dan mordanting.
Penelitian ini dimulai dengan persiapan bahan baku biji kesumba keling yang
dilanjutkan dengan ekstraksi padat cair dengan kondisi temperatur 60 C. Pelarut yang digunakan adalah NaOH dengan konsentrasi 0,5 M dengan perbandingan berat pada dan volume cair sebesar 1 : 10 dan disertai dengan pengadukan berkecepatan 200 rpm selama 5 jam. Hasil ekstraksi ini akan digunakan sebagai pewarna dengan konsentrasi 30% (o.w.f). Kemudian dilanjutkan dengan kationisasi kain menggunakan garam NaCl dengan konsentrasi 40 g/L per 3 g kain pada temperatur 60 C selama 60 menit. Tahap selanjutnya adalah mordanting dengan cara pre mordanting dengan menggunakan mordan tunjung (FeSO4) dan daun simplokos pada temperatur 60 C selama 30 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil pewarnaan terbaik diberikan oleh pewarnaan dengan kain terkationisasi dan mordan tunjung 10 mg/mL, dengan nilai K/S 7,16 dan ?E sebesar 4,21. Penggunaan garam memberikan hasil pewarnaan yang lebih baik dengan nilai K/S yang yang lebih tinggi dan ?E yang lebih rendah dibandingkan kain tanpa kationisasi. Selain itu, penggunaan mordan tunjung dan simplokos akan mempengaruhi color coordination, dimana tunjung memberikan warna kecokelatan sedangkan simplokos memberikan warna yang lebih kuning. Sedangkan untuk kationisasi pada kain tidak memberikan berpengaruh yang signifikan untuk color coordination. |
en_US |